Petugas PLN
Petugas PLN saat mengecek meteran listrik milik pelanggan.

Semarang, Idola 92,6 FM-BPS Jawa Tengah mencatat, deflasi sebesar 0,78 persen secara bulanan pada Februari 2025.

Angka deflasi tersebut lebih dalam dari deflasi Januari 2025, yang hanya sebesar 0,46 persen.

Kepala BPS Jateng Endang Tri Wahyuningsih mengatakan beberapa komoditas yang dominan memberikan andil deflasi provinsi ini pada Februari 2025 antara lain tarif listrik, cabai merah, bawang merah dan daging ayam ras serta telur ayam ras. Hal itu dikatakan saat memberikan keterangan secara daring, kemarin.

Endang menjelaskan, tarif listrik menyumbang deflasi 0,79 persen disusul cabai merah memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,08 persen, bawang merah sebesar 0,06 persen serta daging ayam ras sebesar 0,03 persen.

Menurut Endang, secara tahunan Jateng mengalami deflasi sebesar 0,08 persen.

Deflasi tahunan terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan turunnya indeks dua kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 15,41 persen serta kelompok
informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,73 persen.

“Tingkat deflasi pada tarif listrik sebesar 21,30 persen, dan memberikan andil deflasi sebesar 0,67 persen. Sekali lagi dikontribusikan karena adanya diskon tarif listrik sebesar 50 persen, khususnya untuk pelanggan pascabayar yang merasakan dampak penurunan tarifnya pada saat bulan Februari 2025 untuk pembayaran atas pemakaian listrik Januari 2025,” kata Endang.

Lebih lanjut Endang menjelaskan, dari sembilan daerah di Jateng sebagai pencatat indeks harga konsumen, Kabupaten Wonogiri menjadi yang terdalam mengalami deflasi sebesar 0,48 persen dan terendah Kudus sebesar 0,08 persen.

Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Cilacap sebesar 0,30 persen, dan inflasi terendah adalah Rembang sebesar 0,06 persen. (Bud)

Ikuti Kami di Google News