Bagaimana pabrik bisa berjalan tanpa manusia?
Jawabannya, ada tiga (3) teknologi utama yang menjadi tulang punggung revolusi Dark Factory, yaitu:
Pertama adalah Robot Industri, dimana ABB, Fanuc, dan Kuka menyuplai robot canggih yang menggantikan tenaga kerja manusia. China adalah pasar robot industri terbesar di dunia, dengan lebih dari 50% penjualan robot global (Laporan IFR, 2023)
Kedua adalah AI & Machine Learning, Sistem pintar yang memastikan produksi berjalan optimal dan bisa belajar dari kesalahan.
Ketiga adalah 5G & Cloud Computing, Semua terkoneksi dalam jaringan real-time, yang memungkinkan pabrik dipantau dari jarak jauh.
Dark Factory memang memberikan keunggulan nyata. Produksi bisa dijalankan 24/7 tanpa henti dengan biaya tenaga kerja hampir nol. Selain itu proses produksi bisa dijalankan dengan presisi tinggi, nyaris tanpa kesalahan produksi. Dan tentunya operasi menjadi lebih hemat energi, lebih ramah lingkungan karena tidak perlu pencahayaan.
Namun, tidak ada perubahan besar tanpa risiko. Tentu banyak tantangan yang harus dihadapi. China menghadapi situasi dimana ribuan pekerja manufaktur kehilangan pekerjaan. Mau ke mana mereka setelah ini?
Investasi awal Dark Factory juga sangat mahal. Sehingga tidak semua perusahaan mampu membangun Dark Factory. Pabrik Greely misalnya, harus menginvestasikan lebih dari 1.3 milliar USD untuk membangun pabrik dengan tingkat otomasi 90%. Yang melibatkan hampir 1200 robot beroperasi dari proses awal sampai akhir.
Dan tantangan lainnya yang tidak kalah penting adalah, ancaman keamanan siber. Saat semua bergantung pada AI dan cloud, bagaimana jika ada peretasan yang dilakukan oleh para hacker?
Tapi bagaimanapun, kita perlu saling mengingatkan, agar kita semua selalu berusaha untuk Stayingย Relevant! (ao)