Waspada Kebakaran Gunung, BNPB Ajak Patroli Rutin Cegah Bencana

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (kanan) berdialog dengan Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana terkait antisipasi bencana kekeringan.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM-Musim kemarau yang terjadi di 2023, tidak akan sama dengan tahun ini karena prediksi BMKG menyebut jika musim kering masih cenderung basah.

BNPB menyebutkan, jika musim kemarau di wilayah Jawa Tengah cukup masif pada 2023 kemarin sehingga harus ada upaya antisipasi.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan mulai pekan ketiga Juli 2024 ini berdasarkan prediksi BMKG, diketahui jika curah hujan mulai berkurang dan saat ini berkisar 50 milimeter. Hal itu dikatakan usai memimpin rapat koordinasi status siaga darurat kekeringan dan kebakaran hutan/lahan di Gradhika Bhakti Praja, Selasa (23/7) sore.

Menurut Suharyanto, kejadian kebakaran di 2023 di wilayah Jateng melanda sejumlah gunung di antaranya Gunung Sumbing dan Gunung Lawu hingga kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Kota Semarang dan Surakarta.

Oleh karena itu, lokasi-lokasi yang pernah terbakar pada 2023 kemarin harus dicek kembali guna memastikan tidak terjadi bencana kebakaran.

Suharyanto menjelaskan, meskipun di tahun ini tidak ada El Nino tapi tidak ada jaminan bahwa kebakaran lahan atau kebakaran gunung maupun kebakaran TPA tidak terjadi.

BPBD masing-masing kabupaten/kota di Jateng, harus rutin melakukan pemeriksaan dan pengecekan tempat-tempat yang disinyalir bisa terjadi kebakaran hutan atau lahan.

“Kita harapannya sedini mungkin bagi daerah-daerah yang ada potensi kebakaran di sebagian Gunung Lawu, Gunung Sumbing ini jangan sampai terjadi lagi, sehingga patroli dibutuhkan untuk pencegahannya. Kita juga bagikan peralatan seperti pompa air dan tandon air agar kejadian 2023 tidak terjadi lagi,” kata Suharyanto.

Suharyanto lebih lanjut menjelaskan, apabila terjadi kebakaran hutan atau gunung di Jateng maka pihaknya akan turun tangan ikut memadamkan.

BNPB akan menggelar teknologi modifikasi cuaca (TMC), dalam rangka memadamkan kebakaran hutan atau gunung tersebut.

Pj Gubernur Nana Sudjana menambahkan, masyarakat yang ada di sekitar hutan atau gunung diharapkan bisa ikut menjaga dan mencegah terjadinya kasus kebakaran.

Sebab, tidak sedikit kasus kebakaran hutan atau gunung di Jateng pemicunya tidak lain karena ulah manusia.

“Selama ini yang disampaikan adanya gesekan antara ranting kering, sehingga menimbulkan kebakaran. Padahal, ulah manusia juga cukup besar untuk menyebabkan kebakaran. Yang merokok asal buang puntung rokok sembarangan,” ucap Nana. (Bud)