Upayakan Zero Residivisim, Densus 88 Siapkan Program Rumah Transisi

Ikuti Kami di Google News

Semarang – Radio Idola 92,6 FM – Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri terus mengupayakan zero residivism dari para mantan narapidana terorisme (napiter). Sentuhan humanis dilakukan agar mereka tidak kembali ke kelompok lamanya, termasuk pula mencegah mereka melakukan tindak pidana baru.

Salah satu wilayah yang jadi fokus Densus adalah Jawa Tengah. Pada Rabu (7/8/2024) tim Direktorat Identifikasi dan Sosial (Idensos) Densus 88/AT yang dipimpin Kepala Subdirektorat Integrasi Koordinasi (Inkoor) Dit Idensos Kombes Pol. Indra Kurniawan menemui Kepala Badan Kesbangpol Jateng Haerudin dan tim di kantornya, Kota Semarang.

Pada kegiatan itu, Kombes Indra memaparkan tentang penyiapan program Rumah Transisi dalam rangka upaya zero residivism itu. Bentuknya adalah program penguatan reintegrasi sosial untuk para mantan napiter di bidang pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, termasuk pariwisata dan UMKM.

“Secara teknis nantinya berjalan pentahelix, di antaranya berkolaborasi dengan pemerintah, profesional akademisi, hingga masyarakat yang punya concern di isu ini, target kami zero residivism,” kata Kombes Indra.

Dia menyebut, saat ini Densus 88 berubah pola pada kerja-kerjanya, yakni mengedepankan deradikalisasi. Dia melanjutkan, pada kerja-kerja seperti itu, karakteristik dan potensi tiap daerah tentu berbeda-beda. Di sinilah, identifikasi yang tepat diperlukan agar mendapatkan solusi yang juga tepat.

“Jadi seperti gunung es, yang paling atas adalah deradikalisasi, kalau tidak bisa (dilakukan) baru penegakan hukum, tapi di paling bawah intelijen kami tetap berjalan,” sambungnya.

Kepala Kesbangpol Provinsi Jateng Haerudin menyambut baik rencana kolaborasi dengan Dit Idensos Densus 88.

“Di Jateng, misalnya ada Baznas yang juga aktif dengan kami memberikan bantuan dan pendampingan, namun karena belum ada program khusus (anggaran), jadi kami mengikuti pola kegiatannya Baznas,” kata Haerudin.

Dia mengatakan di Jateng, sudah ada beberapa yayasan atau paguyuban para mantan napiter. Di antaranya; Yayasan Persadani (Semarang), Yayasan Gema Salam (Solo), Yayasan Derap Bhakti Pertiwi (Banyumas), Paguyuban Podomoro (Brebes), dan Bahurekso (Kendal).
Dia juga menyebut di Kantor Kesbangpol Jateng sudah ada ruang Call Center Pusat Pelayanan Cegah Terorisme. “Ini untuk preventif, kami biasa berdiskusi di sini, FKPT juga berkumpul di sini, BNPT, dari Polhukam juga Kemendagri,” tandasnya.

Sementara itu, di hari yang sama, tim Densus 88 juga menemui beberapa dosen dari Universitas Diponegoro (Undip) yang tergabung dalam TIMARU (Tim Anti-Radikalisme Undip) untuk mendiskusikan upaya-upaya bersama ke depan untuk kegiatan deradikalisasi.

Artikel sebelumnyaDinkes Kejar Imunisasi Dasar Lengkap Bagi Balita di Jateng
Artikel selanjutnyaCiptakan Ekosistem Industri Halal, BI Jateng Fasilitasi RPH Urus Sertifikasi Halal
Timotius Aprianto
Jurnalis senior dan koordinator liputan Radio Idola Semarang.