Semarang, Idola 92,6 FM-Indonesia berkomitmen menurunkan emisi gas di lima sektor di antaranya energi, industri, sampah dan pertanian.
Diperlukan adanya sosialisasi masif tidak hanya dari pemerintah pusat saja, tapi juga dari pemerintah daerah dibantu tokoh-tokoh masyarakat setempat.
Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Tasdiyanto mengatakan jika Pulau Jawa memiliki spesifikasi lingkungan hidup yang berbeda, karena dipengaruhi kepadatan penduduk. Hal itu disampaikan saat kunjungan ke Semarang, belum lama ini.
Menurutnya, aktivitas penduduk pada akhirnya berkontribusi menimbulkan emisi yang lebih besar.
“Bahwa Pulau Jawa atau region Jawa ini kan memiliki kondisi lingkungan hidup yang spesifik, artinya cukup berbeda dengan daerah lain di wilayah Indonesia. Pertama adalah faktor kepadatan penduduk, dan itu sangat terkait dengan kualitas atau tekanan lingkungan hidup. Pada akhirnya juga terkait dengan iklim,” kata Tasdiyanto.
Lebih lanjut Tasdiyanto menjelaskan, pendekatan yang dilakukan selain pendekatan teknis berbasis ilmiah tetapi juga dikemas dengan bahasa mudah dipahami masyarakat.
“Bahkan jika diperlukan ada pendekatan agama, dan daya mengajaknya masyarakat menjadi lebih mudah,” jelasnya.
Sementara Sekda Jateng Sumarno mendukung berbagai upaya penurunan emisi gas rumah kaca, salah satunya diwujudkan dalam ikut andil pada agenda Sosialisasi Forestry and other Land Use (FoLU) Net Sink 2030.
Agenda tersebut merupakan strategi Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, untuk pengendalian perubahan iklim.
“Sebenarnya kalau kita bicara masalah penanganan lingkungan, kita sudah bergerak terkait penanganan lingkungan. Kita sadari betul bahwa kondisi di Jawa Tengah bebannya cukup berat, terutama di Pantura dan disadari betul bahwa ini terjadi kerusakan lingkungan,” ucap Sumarno.
Sumarno berharap, dengan kolaborasi dan kerja sama yang ada melalui berbagai pendekatan akan mewujudkan penurunan emisi gas. (Bud)