Semarang, Idola 92,6 FM-Sektor Jasa Keuangan (SJK) yang ada di Jawa Tengah pada Triwulan III 2024, masih menunjukkan kinerja stabil dan terjaga.
Bahkan, sampai dengan September 2024 dalam kondisi stabil yang didukung likuiditas memadai dan tingkat risiko terjaga.
Kepala Kantor OJK Jateng Sumarjono menilai, kondisi SJK di provinsi ini, masih cukup stabil dan terjaga. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.
Menurutnya, Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 6,66 persen (yoy) menjadi sebesar Rp468,15 triliun dan kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 5,35 persen (yoy) menjadi Rp422,25 triliun dengan risiko kredit sebesar 5,68 persen.
Rinciannya DPK bank umum tercatat tumbuh sebesar Rp428,49 triliun atau sebesar 7,00 persen (yoy), dan total kreditnya mencapai Rp384,07 triliun atau tumbuh sebesar 5,91 persen (yoy).
Sedangkan DPK BPR/S tumbuh sebesar 3,18 persen (yoy) atau Rp39,66 triliun dengan total kredit yang disalurkan mencapai Rp38,19 triliun atau naik 0,03 persen (yoy), dan pembiayaan yang disalurkan tumbuh sebesar 13,97 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp32,02 triliun.
“NPL bank umum di Jawa Tengah terjaga sebesar 4,71 persen. Kinerja intermediasi bank umum di Jawa Tengah terjaga dengan total Loan to Deposit Ratio sebesar 89,63 persen,” kata Sumarjono.
Sumarjono menjelaskan, untuk jumlah penyelenggara fintech peer to peer lending berizin OJK sampai dengan posisi 22 Oktober 2024 sebanyak 97 penyelenggara.
Kinerja fintech peer to peer (P2P) Lending di Jateng tercatat tumbuh positif meningkat sebesar 41,43 persen (yoy), dengan outstanding pinjaman mencapai Rp5,95 triliun.
“Perusahaan Penjaminan di Jawa Tengah posisi bulan September 2024 mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 13,88 persen (yoy), dengan total penyaluran penjaminan sebesar Rp4,3 triliun. Pinjaman yang disalurkan di Industri Pergadaian di Jawa Tengah juga tumbuh sebesar 24,61 persen (yoy) mencapai Rp6,26 triliun,” tandasnya. (Bud)