Target PGN, Bakal Integrasikan Pengelolaan Infrastruktur dan Komoditas Gas

Dua pegawai PGN melakukan pemeriksaan di anjungan kapal.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM-PGN terus melakukan pengembangan pemanfaatan gas bumi, melalui berbagai upaya.

Salah satunya melalui integrasi pengelolaan infrastruktur, baik pipeline maupun beyond pipeline dan komoditas gas bumi untuk bisa menjawab tantangan di sektor hilir gas bumi.

Integrasi pengelolaan infrastruktur dan komoditas gas akan semakin memberikan keandalan, fleksibilitas dan keterjangkauan interkoneksi pusat-pusat pasar yang semakin kuat.

Group Head Gas and LNG Supply PGN Muhammad Anas Pradipta mengatakan pemenuhan gas bumi untuk Sumatera sampai ke Jawa akan lebih sustain ke depannya, melalui integrasi pipa transmisi. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.

Menurut Anas, melihat tantangan geografis dan ketersediaan terminal LNG yang ada saat ini maka PGN sedang mendesain small scale LNG.

“Moda transportasi LNG bisa menyediakan kebutuhan gas bumi bagi pusat-pusat market yang ada. Memang tantangan yang ada adalah kondisi demand yang tersebar, sehingga ini menjadi tantangan dari sisi suplai chain. Namun akan tetap kami lakukan sebagai solusi untuk penyaluran gas di Indonesia tengah dan timur,” kata Anas.

Lebih lanjut Anas menjelaskan, pembangunan infrastruktur LNG yang salah satunya adalah LNG Hub juga ditujukan untuk menjawab tantangan imbalance supply and demand.

LNG Hub akan menjadi key enabler dalam memerkuat reliability and availability penyaluran gas bumi sebagai energi transisi.

Infrastruktur LNG yang saat ini dimiliki PGN di seluruh Indonesia antara lain FSRU Lampung (240 MMSCFD), FSRU Jawabarat (500 MMSCFD), LNG RT di Lhokseumawe-Aceh (400 MMSCFD) serta LNG Lamong (25-30 BBTUD).

Anas menyebut, PGN juga merencanakan pengembangan LNG Bunkering di beberapa lokasi.

Yaitu Arun, Tanjung Priok dan Bontang.

Target dalam jangka pendek adalah bunkering di Bontang yang dapat melayani LNG Fueled Vessel kapasitas 1.000 sampai dengan 15.000 meter kubik di jalur pelayaran, melalui selat makasar menuju Australia (efisiensi 2-3 hari) dengan target COD pada 2026 mendatang.

“Dengan integrasi ini, kami siap melakukan penyesuaian dari sisi pola operasi agar layanan gas bumi bisa lebih fleksibel. Kemudian dari sisi market bisa lebih mudah mendapatkan kepastian pasokan,” pungkasnya. (Bud)