Tak Diragukan, Kontribusi Baznas Jateng Dalam Tangani Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

Sekda Jateng Sumarno (dua dari kanan) secara simbolis menyerahkan bantuan kepada perwakilan penerima.

Semarang, Idola 92,6 FM-Baznas Jawa Tengah dinilai memiliki peran penting dalam menurunkan stunting, dan kemiskinan ekstrem di provinsi ini.

Yakni, melalui sejumlah program yang dikelola Baznas Jateng tetapi tidak masuk dalam APBD.

Sekda Sumarno mengatakan persoalan kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah yang harus ditangani bersama. Hal itu dikatakan saat membuka rapat koordinasi Baznas kabupaten/kota dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) di Solo, pekan kemarin.

Oleh karena itu, Baznas Jateng diharapkan dapat memberikan porsi bantuan maupun perhatian yang lebih kepada daerah-daerah miskin ekstrem.

Menurutnya, Baznas Jateng menggencarkan beragam program pencegahan stunting.

Berdasarkan rilis Survei Kesehatan (SKI), prevalensi stunting Jateng mengalami penurunan dari 20,8 persen pada 2022 menjadi 20,7 persen pada 2023.

“Guna percepatan penurunan kemiskinan ekstrem, Pemprov Jateng akan semakin meningkatkan kolaborasi bersama Baznas dan stakeholder terkait lain. Kami terus mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan maupun potensi yang bisa dikembangkan di daerah kategori miskin ektrem. Beberapa kabupaten dengan angka kemiskinan tinggi berkontribusi pada angka kemiskinan Provinsi Jateng seperti Brebes, Wonosobo dan Kebumen angkanya masih di atas Jateng,” kata Sumarno.

Lebih lanjut Sumarno menjelaskan, berdasarkan catatan BPS Jateng diketahui jika jumlah penduduk miskin pada Maret 2024 sebanyak 3,7 juta orang atau 10,47 persen.

Jumlah tersebut turun sebanyak 87,20 ribu orang atau 0,30 persen bila dibandingkan Maret 2023 yang mencapai 3,79 juta orang.

“Untuk angka kemiskinan ekstrem, turun dari 1,97 persen pada tahun 2022 menjadi 1,11 persen pada tahun 2023,” jelasnya.

Ketua Baznas Jateng KH Ahmad Darodji menambahkan, zakat dapat dikoordinir dengan baik dan mempunyai potensi luar biasa bagi pembangunan masyarakat.

Berbagai program telah dilakukan Baznas untuk mengentaskan kemiskinan, kemiskinan ekstrem dan stunting di Jateng.

Sebab, masih banyak persoalan perlu ditangani Jateng namun kekuatan APBD Jateng terbatas.

“Untuk itu perlu sinergi dan kolaborasi antara badan pengelola zakat bersama semua pemerintah daerah. Kita harus bareng-bareng bekerja keras untuk mewujudkan potensi zakat Jateng menjadi kenyataan,” ucap Darodji. (Bud)

Ikuti Kami di Google News