Sleman, Idola 92.6 FM – Dompet Dhuafa terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien kurang mampu. Beberapa hal dalam proses pengobatan pasien, nyatanya tidak seluruhnya tertutup oleh BPJS maupun KIS. Termasuk di antaranya yaitu transportasi dari rumah menuju rumah sakit. Belum lagi, jika si pasien mendapatkan rujukan rumah sakit yang sangat jauh hingga ke luar daerah bahkan luar pulau.
Atas persoalan itu, Dompet Dhuafa menghadirkan fasilitas pelayanan kesehatan yaitu Shelter Sehati Rumah Singgah. Salah satunya berada di Nogosaren Kidul No. 198B, Nogotirto, Kec. Gamping, Kab. Sleman, DI Yogyakarta.
Shelter Sehati Rumah Singgah mulai beroperasi pada 6 Desember 2023 lalu. Sejak beroperasi, Shelter Sehati Dompet Dhuafa Yogyakarta sudah melayani 9 pasien yang pernah tinggal di sana.
Pada shelter ini, Dompet Dhuafa tidak melakukan pemungutan biaya apapun dari setiap pasien dan pendamping yang menginap. Mereka pun diperbolehkan untuk tinggal selama yang mereka butuhkan. Ada 10 ruang/bed yang tersedia, terdiri dari 5 ruang standar, 4 ruang bagi pasien anak, dan 1 ruang khusus. Rumah Singgah ini juga memiliki dapur bersama, kamar mandi, tempat menjemur, dan fasilitas untuk kebutuhan rumahan lainnya. Selain itu, rumah singgah ini juga memiliki 2 unit ambulans (pasien dan jenazah/Barzah) untuk antar-jemput pasien.
Menurut Selamet Widodo, salah satu driver ambulance yang tinggal di sana, mayoritas yang menempati Shelter Sehati ini adalah pasien yang sedang menjalani pengobatan di rumah-rumah sakit rujukan utama di Yogyakarta, yaitu RS Akademik UGM, RSUP Dr. Sardjito, dan RS Pantirapih Yogyakarta.
“Fasilitas yang didapat pasien atau penerima manfaat Rumah Singgah adalah tempat tinggal, makan sehari-hari, dan transportasi ke rumah sakit. Semuanya gratis. Kami upayakan memberikan layanan sebaik mungkin,” kata Widodo dalam siaran persnya kepada radio Idola Semarang.
Selain Widodo, ada 3 orang lagi yang menetap di rumah singgah yang selalu siaga setiap ada pasien ataupun warga yang membutuhkan.
Pasien yang saat itu masih tinggal di rumah singgah adalah wanita paruh baya asal Banjarnegara, Jawa Tengah. Ia sedang menjalani pengobatan kanker serviks yang telah didiagnosis setahun sebelumnya. Selama tinggal di rumah singgah, ia ditemani oleh anak laki-lakinya.
Menurut cerita dari sang anak, mereka tiba di rumah singgah sejak akhir Desember 2023, dua pekan usai rumah singgah mulai beroperasi. “Biasanya kalau waktu berobat gini, tinggalnya di rumah singgah pasien dekat RS Sardjito. Kebetulan di sana penuh. Kami cari alternatif dari driver ambulance di rumah singgah itu, (kemudian) diarahkan ke Dompet Dhuafa. Selama di sini ya adem, sejuk. Kata ibu juga nyaman di sini,” jelasnya.
Ia juga menceritakan bahwa pada mulanya sang ibu dirujuk di RSUD Banjarnegara. Kemudian dirujuk lagi di RSUD Margono Purwokerto. Kebetulan di sana ada dokter residen yang juga adalah dokter di RS Sardjito. Setelah itu, ia dirujuk dan diobservasi di RS Sardjito, hingga terus menjalani pengobatan di sana.
Pengakuan rasa senang dari pasien menjadi semangat bagi Dompet Dhuafa untuk semakin meningkatkan pelayanan. Bagaimana Dompet Dhuafa mampu memberikan pelayanan secara cuma-cuma bagi para dhuafa? Ini merupakan hasil pengelolaan daripada dana zakat, infak dan sedekah yang dititipkan oleh para muzakki melalui Dompet Dhuafa. Kebaikan ini dapat terwujud atas kepercayaan dari seluruh kalangan masyarakat, khususnya para donatur dan para penerima manfaat. (ims/her)