Seberapa Kuat Penyiaran ‘Hasil Survei’ Mampu Menggiring Preferensi Khalayak?

Semarang, Idola 92.6 FM-Hasil survei antarlembaga survei mewarnai gelaran kontestasi antarpasangan pada Pilkada 2024. Namun, perbedaan hasil survei Pemilihan Gubernur Jawa Tengah yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dan Indikator Politik Indonesia menjadi sorotan serius. SMRC dan Indikator Politik merilis hasil survei yang selisihnya cukup jauh antara raihan Andika Perkasa-Hendi dan Ahmad Lutfi-Taj Yasin.

Indikator Politik mencatat elektabilitas Andika Perkasa-Hendi sebesar 43,46 persen dan Ahmad Luthfi-Taj Yasin 47,19 persen. Sementara, SMRC mencatat Andika-Hendi di angka 50,4 persen sedangkan Luthfi-Taj Yasin di 47 persen. Padahal, kedua survei itu dilaksanakan dalam kurun waktu yang sama. SMRC pada 7-12 November dan Indikator pada 7-13 November 2024.

Kasus serupa juga pernah terjadi di hasil survei terkait Pilkada Jakarta 2024 beberapa waktu lalu antara Poltracking dengan Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menunjukkan hasil berbeda. Hasil survei LSI mencatat Pramono-Rano Karno unggul dengan angka 41,6 persen, sedangkan Ridwan Kamil-Suswono di urutan kedua dengan 37,4 persen. Sementara, survei Poltracking mencatat keunggulan Ridwan Kamil-Suswono dengan elektabilitas 51,6 persen sedangkan Pram-Rano Karno di angka 36,4 persen.

Lalu, menyoroti perbedaan hasil survei lembaga politik seperti di Pilgub Jateng dan Jakarta, apakah survei-survei tersebut dilakukan dengan berbasis science atau ada unsur lain di dalamnya? Lalu, seberapa kuat hasil survei dalam menggiring preferensi khalayak? Seberapa besar hasil publikasi hasil survei dalam menciptakan “Bandwagon effect”? Yaitu, fenomena psikologis yang menggambarkan kecenderungan seseorang untuk mengikuti tren, gaya, atau sikap yang sedang populer?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber Pengamat komunikasi politik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Dr Edi Santoso. (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya:

Ikuti Kami di Google News