Semarang, Idola 92.6 FM – Pendidikan di Indonesia mengalami dinamika sepanjang 2023. Sejumlah peristiwa mewarnai kalender pendidikan tahun lalu. Beberapa peristiwa itu antara lain: peringkat pendidikan Indonesia yang masih stagnan.
Hal itu berdasarkan data yang dirilis Worldtop20.org. Peringkat pendidikan Indonesia pada 2023 berada di urutan ke-67 dari 203 negara di dunia, yang masih sama seperti 2022. Urutan Indonesia berdampingan dengan Albania di posisi ke-66 dan Serbia di peringkat ke-68.
Kemudian, catatan lain datang dari hasil survei World Bank yang mengungkapkan separo lebih Anak di Indonesia mengalami Learning Poverty yaitu anak-anak berusia 10 tahun tidak mampu membaca dan memahami teks sederhana. Padahal kita tahu, membaca adalah “pintu gerbang” untuk dapat belajar saat anak melanjutkan sekolah dan sebaliknya, ketidakmampuan membaca berarti menutup gerbang itu.
Selain itu, di pengujung tahun 2023, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) merilis skor PISA tahun 2022. Secara peringkat, posisi Indonesia pada PISA 2022 mengalami kenaikan lima sampai enam peringkat dari PISA 2018. Namun, yang menjadi catatan penting, Indonesia mengalami penurunan skor di kemampuan membaca, matematika, dan sains 12-13 poin.
Lalu, merefleksi bidang Pendidikan sepanjang tahun 2023; apa saja catatan penting yang patut mendapat perhatian? Sudahkah pendidikan kita “memerdekakan” peserta didik, sebagaimana dicita-citakan? Apa saja perbaikan yang masih perlu dilakukan?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Ki Darmaningtyas (Pengamat Pendidikan/ Pengurus Persatuan Keluarga Besar Tamansiswa), Johanes Eka Priyatma, PhD (Rektor Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta (periode 2018-2022)), dan Yuli Kurniawati Sugiyo Pranoto, S.Psi., M.A., D.Sc. (Lektor Kepala (Ketua Program Studi S2), FIP-Pendidikan Guru PAUD Universitas Negeri Semarang UNNES)). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: