Semarang, Idola 92.6 FM – Sejumlah pesohor maju berkontestasi dalam Pilkada 2024. Ada yang di level provinsi dan level kabupaten/kota. Dari hasil hitung cepat beberapa lembaga survei, beberapa orang diprediksi akan gagal memenangi pilkada. Ini artinya, modal popularitas ternyata tidak menjamin kemenangan di Pilkada 2024.
Pemungutan suara Pilkada 2024 telah selesai digelar pada 27 November 2024. Kini, tahapan pilkada masuk pada tahapan โrekapitulasi suara berjenjangโ mulai dari kecamatan hingga kabupaten/kota untuk pemilihan bupati/wali kota dan hingga provinsi untuk pemilihan gubernur.
Meski demikian, hasil hitung cepat yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei ataupun rekapitulasi suara berbasis formulir C telah menunjukkan perolehan suara para pesohor yang maju di Pilkada 2024.
Beberapa nama pesohor seperti Rano Karno โSi Doelโ, Lucky Hakim, Muhammad Farhan, hingga Ali Syakieb diprediksi akan memenangi Pilkada 2024. Sementara itu, raihan suara para pesohor lain, terpantau masih kalah dengan lawan politiknya. Misalnya, Krisdayanti yang maju sebagai calon wali kota Batu, Jawa Timur. Raihan suara Krisdayanti yang berpasangan dengan Kresna Dewanata Prosakh hanya 20,8 persen. Raihan tersebut kalah dari pasangan Nurochman-Heli yang memperoleh 50,5 persen suara/ ataupun Firhando-Rudi 28,8 persen.
Lalu, mencermati hasil-hasil Pilkada 2024; di antara faktor-faktor yang mempengaruhi kemenangan, seperti daya tarik kandidat, kesetiaan rakyat pada partai pengusung, kekuatan “Endorser” bahkan “bansosโ; manakah yang paling mendorong pilihan masyarakat? Ke depan, bisakah faktor-faktor ini dijadikan predictor bagi keberhasilan para kandidat?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Luthfi Makhasin, Ph.D (Pengamat Politik/ Dosen FISIP Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto) dan Wasisto Raharjo Jati (Peneliti di Pusat Riset Politik – Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP – BRIN)).ย (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: