Semarang, Idola 92,6 FM-PGN mengoptimalkan peran strategis gas bumi sebagai energi transisi maupun energi baru terbarukan, dalam rangka mewujudkan ketahanan energi menuju visi Indonesia Emas 2045.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari mengatakan dua jalur pengembangan bisnis PGN terdiri atas berjalan di legacy business yaitu gas bumi, dan kedua menuju Low Carbon Business yang seluruhnya tergabung dalam enam program strategis yang telah ditetapkan. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.
Rosa menjelaskan, pada upaya swasembada energi terdapat sejumlah poin penting seperti pembangunan infrastruktur terminal penerima gas dan jaringan transmisi/distribusi gas serta memerluas konversi bahan bakar minyak (BBM) kepada gas dan listrik untuk kendaraan bermotor.
“Dari enam program strategis dimaksud pertama adalah pembangunan pipa transmisi dan distribusi gas. Tujuannya untuk konektivitas antar wilayah gas bumi dan meningkatkan akses gas bagi pengguna baru,” kata Rosa saat menjadi pembicara pada sesi tema “Opportunity in Providing Clean Energy for Industry” dalam REPNAS National Conference, kemarin.
Menurut Rosa, gas bumi menjadi penting dalam visi Emas Indonesia 2045 karena merupakan energi paling bersih dibandingkan sumber energi fosil lainnya.
Oleh karena itu, gas bumi juga strategis sebagai energi transisi menuju Net Zero Emission (NZE) tahun 2060.
Selain itu, Indonesia adalah salah satu produsen gas bumi sehingga perannya membantu keuangan negara ketika direalisasikan sebagai pengganti elpiji yang notabene bersumber dari import.
“Jargas untuk rumah tangga mendukung kemandirian energi. Karena kemampuan kita untuk menyuplai elpiji untuk kebutuhan domestik itu lebih kurang hanya 30 persen. Sementara kebutuhannya semakin meningkat. Apa bedanya dengan kemudian menggunakan gas bumi? Sehingga ini akan mengurangi impor elpiji dan memberikan penghematan devisa negara,” pungkasnya. (Bud)