PGN Kelola 800 Ribu Lebih Sambungan Rumah di 18 Provinsi

Seorang juru masak di sebuah hotel menggunakan jaringan gas milik PGN untuk mengolah masakan bagi para tamu.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM-PGN terus mendukung pemerintah, dalam mengembangkan jaringan gas (Jargas) rumah tangga untuk pengendalian subsidi elpiji.

Saat ini, PGN mengelola infrastruktur jargas sebanyak 820.614 Sambungan Rumah (SR) yang tersebar pada 18 provinsi, dan 74 kabupaten/kota di Indonesia.

Kontribusi jumlah SR tersebut, setara dengan penurunan subsidi elpiji sebesar Rp1,7 triliun.

Direktur Komersial PGN Ratih Esti Prihatini mengatakan Jargas merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), yang berperan untuk mendukung pemerintah dalam menurunkan subsidi elpiji karena sebagian kebutuhannya dipenuhi melalui impor. Hal itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.

Ratih menjelaskan, Jargas merupakan salah satu proyek strategis dalam rencana jangka panjang perusahaan sehingga pengembangannya akan dilakukan secara berkelanjutan.

PGN juga mengupayakan berbagai inisiatif yang dapat mendukung kesinambungan Jargas, di antaranya Program Pengembangan Kompetensi City Gas.

“PGN tahun ini targetnya 117 ribu SR, Insya Allah akan tercapai. Dalam mencapai target tersebut memang terdapat alternatif bauran energi lain serta evaluasi internal untuk pekerjaan di lapangan. PGN juga memerlukan dukungan partner. Arahan pak menteri juga bahwa kita tidak bekerja sendiri tapi harus share dengan partner,” kata Ratih.

Ratih lebih lanjut menjelaskan, tantangan pengembangan Jargas yang dihadapi PGN antara lain terkait keekonomian dan konstruksi serta keminatan pelanggan maupun peningkatan pemakaian.

Namun PGN harus mampu menjawab tantangan tersebut, dan menyelaraskan upaya peningkatan pemanfaatan gas bumi maupun tanggung jawab sebagai badan usaha.

“PGN menginginkan pembangunan Jargas untuk kepentingan masyarakat sekaligus mendukung keberlanjutan bisnis perusahaan. PGN percaya bahwa dengan Jargas dimasifkan dapat berdampak pada pertumbuhan core business. Apabila bertujuan memberikan value ke masyarakat, pasti value-nya akan return ke perusahaan. Namun tetap terukur secara risiko dan sustainability bisnisnya,” jelasnya.

Sementara Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Kementerian ESDM Laode Sulaeman menambahkan, konsumsi elpiji nasional mencapai 8,05 juta Metrik Ton (MT) di 2023 dan diproyeksikan menjadi 8,03 juta MT di 2024.

Sedangkan pada tahun depan, akan menjadi 8,17 juta MT yang artinya terjadi peningkatan konsumsi elpiji dan akan menambah beban subsidi tahunan.

Menurutnya, perlu dilakukan pengendalian karena lebih dari 70 persen kebutuhan elpiji nasional dipenuhi melalui sumber impor.

Oleh karena itu, pengendalian konsumsi elpiji melalui pengalihan konsumen elpiji ke Jargas menjadi penting dan mendesak.

“Ternyata, apabila masyarakat banyak menggunakan gas melalui Jargas dapat mengurangi konsumsi elpiji subsidi dan juga mengontrol beban impor elpiji,” ujar Laode. (Bud)