Perahuku, Sumber Penghasilanku

Seorang mekanik di Bengkel Sahabat Nelayan Mangunharjo sedang memperbaiki mesin langsung dari perahu milik nelayan setempat.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM – Suara jangkrik dan katak di malam hari, laksana alunan orkestra alam yang sudah menjadi satu dengan warga di sekitar Kampung Irigasi Utara di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang setiap tengah malam menjelang waktu Subuh.

Suara deru mesin perahu terdengar pelan melaju, membelah aliran saluran irigasi menuju ke muara arah laut di kala sebagian masyarakat masih terlelap.

Bukan hanya satu perahu, melainkan deretan perahu satu per satu berbaris rapi di kesunyian malam menuju lautan.

Memang, warga di Kampung Irigasi Utara di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu kebanyakan bermata pencaharian sebagai nelayan ikan.

Aktivitas masyarakat nelayan, biasanya dimulai pada malam hari atau saat sore hari menjelang untuk menangkap ikan di sekitar perairan laut Semarang hingga ke Kendal.

Adalah Erno, pekerjaannya adalah nelayan di Kampung Irigasi Utara.

Sore ini, Erno bersiap akan melaut mencari ikan di perairan Kendal.

Mesin perahu sudah dinyalakan, dan artinya siap pergi menangkap ikan.

Beberapa jam melaut, Erno merasa sudah cukup tangkapan ikan buat dijual ke pasar pagi nanti.

โ€Ya kadang nyari ikannya di sekitar Semarang, kadang sampai Kaliwungu dan Kendal. Biasanya, nelayan di sini nyarinya rajungan,โ€ kata Erno.

Menjelang waktu siang, Erno kembali menyiapkan perbekalan untuk melaut mencari ikan.

Makanan dan minuman yang disiapkan istri Erno seperti biasa juga telah berada di tempatnya, begitu pula pakaian buat ganti.

Erno berjalan menuju ke perahu kesayangannya, yang sengaja ditambatkan di bawah jembatan tak jauh dari rumahnya.

Tudung mesin perahu dibuka, dan mesin coba dinyalakan sebelum digunakan untuk melaut.

Lama Erno mencoba menyalakan mesin perahu, tapi tak kunjung juga menyala. Alamat tak bisa melaut ini, ucap Erno dalam hati.

Dengan dibantu teman, Erno membawa mesin perahunya ke bengkel terdekat di kampung untuk diperiksa dan diperbaiki jika rusak.

Setelah menerima mesin perahu, mekanik bengkel itu kemudian mulai membongkar dan dicari penyebab mengapa mesin tidak mau menyala.

Hampir 10 menit mesin dibongkar, akhirnya mekanik memberitahu jika mesin harus menginap dulu dan bisa diambil esok hari.

Bagi Erno, ketika mesin rusak itu artinya tak bisa melaut mencari ikan. Sehingga, Erno tak bisa mendapat penghasilan yang bisa dibawa pulang buat keluarga di rumah.

โ€Ya terpaksa libur dulu, karena mekaniknya bilang tidak bisa jadi sekarang. Mau engga mau kita libur, karena mesin cuma satu,โ€ ucap Erno.

Bagi Erno, ketika satu hari saja tidak melaut maka tidak ada penghasilan yang bisa dibawa pulang.

Padahal, dapur harus tetap bisa ngebul, agar keluarganya bisa makan.

โ€Sekali melaut itu bisa dapat 3-6 kilogram rajungan. Kalau tidak melaut ya tidak ada penghasilan,โ€ keluhnya.

Memang, untuk biaya servis rutin mesin perahu sudah disiapkan dari sisa hasil penjualan tangkapan ikan tiap harinya.

Karena, biasanya servis rutin dilakukan setiap dua bulan sekali.

โ€Kita kerja setiap hari, jadi ya menyisihkan penghasilan yang didapat buat servis rutin,โ€ jelas Erno.

Saat Erno harus memperbaiki mesin karena rusak, maka banyak pengeluaran yang harus dikeluarkan.

Setidaknya, antara Rp100 ribu sampai Rp200 ribu dalam sekali perbaikan mesin atau penggantian onderdil.

โ€Itu servis rutin segitu, kalau ada onderdil yang harus ganti yang makin mahal,โ€ lanjutnya.

Biasanya, Erno harus pergi jauh untuk memperbaiki atau servis rutin.

Tentu saja, banyak ongkos yang harus ditanggungnya setiap dua bulan sekali.

โ€Dulu kalau mau servis ya harus keluar kampung, ke bengkel motor. Itu jaraknya lumayan kalau dari tambatan perahu,โ€ ujar Erno.

Belum lama ini, Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah memberikan bantuan kepada masyarakat berupa bengkel perbaikan mesin perahu nelayan.

Hadirnya bengkel mesin perahu, tentu menjadi angin segar bagi Erno dan juga warga lain yang membutuhkan servis rutin maupun perbaikan kerusakan mesin perahu.

โ€Adanya CSR dari Pertamina, membantu nelayan kecil seperti saya ini,โ€ ujarnya bangga.

Tidak hanya Erno yang ada di Bengkel Sahabat Nelayan, tapi juga ada Ketua Kelompok Usaha Bersama wilayah Semarang Barat, Muhammad Mufid.

Menurut Mufid, dirinya membawahi 20 Kelompok Usaha Bersama wilayah Semarang yang membentang hingga perbatasan dengan Kabupaten Kendal.

Mufid menyebut, adanya Bengkel Sahabat Nelayan membantu keadaan nelayan.

โ€Para nelayan di kampung sini tidak bingung lagi, kalau harus perbaikan atau servis mesin perahu,โ€ kata Mufid.

Bahkan, Mufid juga menjelaskan hadirnya Bengkel Sahabat Nelayan manfaatnya dirasakan para nelayan hingga di luar Kecamatan Tugu dan juga ada yang dari Kendal.

โ€Ketika di sini ada (bengkel perahu) banyak yang datang. Ada yang dari Mangkang, dan Jerakah serta wilayah sekitar itu banyak datang ke sini,โ€ lanjutnya.

Dua orang mekanik di Bengkel Sahabat Nelayan Mangunharjo juga memberikan jasa layanan perbaikan sepeda motor.

Hadirnya Bengkel Sahabat Nelayan yang diberikan Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah, juga diakui Mufid bisa menolong penghasilan nelayan.

Sebab, tidak jarang penghasilan dari nelayan yang tidak banyak itu masih harus dikurangi jika ada perbaikan mesin perahu.

โ€Adanya bengkel perahu di sini cukup membantu. Karena apa, saat melaut hasilnya sedikit tapi harus servis mesin yang juga biayanya tidak sedikit,โ€ ujar Mufid.

Tanpa terasa, waktu sudah memasuki senja dan sayup-sayup terdengar suara adzan Maghrib dari masjid kampung.

Pagi menjelang, mentari juga sudah mulai keluar dari peraduannya dari ufuk timur.

Hari ini jadwalnya Erno ke Bengkel Sabahat Nelayan, untuk mengambil mesin perahu yang kemarin diperbaiki.

Tak butuh waktu lama, Erno sudah sampai di depan Bengkel Sahabat Nelayan dan ternyata belum buka.

Tapi di depan bengkel, kebetulan ada semacam gazebo dan salah satu mekanik sedang duduk-duduk di sana karena memang rumahnya berdekatan dengan bengkel.

Rokim namanya mekanik yang sedang duduk di gazebo, dan segera Erno menyapa berbasa basi sambil berbincang.

Menurut Rokim, kebanyakan mesin perahu nelayan rusak diakibatkan banyak hal.

Nelayan yang datang ke Bengkel Sahabat Nelayan, tidak hanya sekadar ganti oli saja bahkan ada yang minta perbaikan tambal perahu.

โ€Yang biasanya dikeluhkan nelayan karena mesinnya rusak, paling banyak ngadat karena susah distater,โ€ lanjut Rokim.

Sementara Erno dan Rokim asyik berbincang, dari dalam bengkel sudah mulai terdengar suara orang bekerja.

Beberapa mekanik ternyata sudah datang, dan mulai bekerja memperbaiki mesin milik pelanggan dan salah satunya adalah punya Erno.

Ternyata, hari ini Bengkel Sahabat Nelayan kedatangan tamu-tamu agung.

Tamu-tamu itu berasal dari pihak Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian tengah dan perwakilan Dinas Perikanan Kota Semarang.

Dari sejumlah tamu yang hadir, nampak Brasto Galih Nugroho, yaitu Area Manager Communication Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah.

Rokim buru-buru menyambut para tamu itu masuk dan duduk di dalam, sementara Erno mengikutinya dari belakang.

Lamat-lamat dari jauh terdengar, kalau kedatangan Pertamina itu ingin melihat bagaimana perkembangan Bengkel Sahabat Nelayan yang merupakan bantuan tanggung jawab sosial dan lingkungan membantu para nelayan.

Dari pembicaraan Brasto itu, bengkel ini juga dijadikan sebagai bengkel sepeda motor.

Wah, nantinya warga kalau mau perbaikan motor lebih dekat lagi tidak perlu ke jalan besar tapi cukup di dekat rumah saja.

โ€Bukan hanya bengkel untuk perahu nelayan saja, tapi mulai ekspansi bengkel untuk motor,โ€ ujar Brasto.

Sementara itu, tamu dari perwakilan Dinas Perikanan Kota Semarang yang sedari tadi diam sekarang ikut bicara.

Dia mengenalkan diri bernama Bambang Sujono, sebagai Sub Koordinator Pemberdayaan Nelayan Kecil di Dinas Peikanan Kota Semarang.

Menurut Bambang, kehadiran Pertamina cukup membantu pemerintah daerah dalam mengembangkan perekonomian masyarakat kecil.

Sebab, pemerintah kota tidak bisa bekerja sendiri kalau tidak ada bantuan dari pihak lain dalam hal ini Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah.

โ€Kami sangat bersyukur sekali, karena Pertamina membantu kami. Memang, kami dari pemerintah kota sangat butuh CSR dari Pertamina,โ€ harap Bambang.

Tanpa terasa, mesin perahu milik Erno yang diperbaiki berhasil dinyalakan dan sudah tidak ngadat lagi.

Terpancar senyum Erno dan dilihat banyak orang.

Setelah selesai membayar biaya perbaikan, Erno lantas pamitan pulang kepada semua orang yang ada di bengkel, termasuk mengucapkan terima kasih kepada Brasto.

Berkat Pertamina, kini Erno dan semua teman nelayan tidak perlu jauh-jauh kalau ingin memperbaiki mesin perahu.

Karena, perahuku adalah sumber penghasilanku. (Bud)