Pemprov dan UNESCO-IHE Institute for Water Education Netherlands Jalin Kerja Sama Soal Pengelolaan Air

Perwakilan UNESCO-IHE
Pj Gubernur Jateng saat berdialog dengan perwakilan UNESCO-IHE Institute for Water Education Netherlands di Bali.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah bersama UNESCO-IHE Institute for Water Education Netherlands menandatangani kerja sama Letter of Intent (LoI), di sela kegiatan World Water Forum (WWF) ke-10 di Nusa Dua Bali.

Kerja sama tersebut lebih menitikberatkan pada pengelolaan air, khususnya permasalahan banjir hingga rob.

Pj Gubernur Nana Sudjana mengatakan penekanan dalam kerja sama, untuk meningkatkan kapasitas pegawai pemprov dalam hal penanganan ataupun pengelolaan air.

Nana menjelaskan, kerja sama tersebut diperlukan karena hingga kini Jateng masih mengalami masalah pengelolaan air.

Masalah yang kerap terjadi antara lain banjir, kekeringan pada musim kemarau hingga rob di pesisir pantai utara Jawa.

Menurutnya, pada musim kemarau tahun kemarin sebanyak 32 kabupaten/kota dilaporkan mengalami kekeringan.

Pemprov Jateng menyalurkan sebanyak 33.060.300 liter air bersih, untuk mengatasi kebutuhan air bersih bagi warga setempat.

“Pengelolaan air ini, khususnya terkait dengan permasalahan-permasalahan yang dihadapi seperti banjir, rob dan kekeringan. UNESCO-IHE Institute for Water Education ini sebagai mitra kerja sama, karena merupakan salah satu lembaga pendidikan sektor air internasional di bawah UNESCO dan Pemerintah Belanda. UNESCO-IHE terbukti telah memperkuat upaya-upaya yang dilakukan perguruan-perguruan tinggi dan pusat-pusat penelitian, dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga-tenaga profesional di sektor air,” kata Nana.

Lebih lanjut Nana menjelaskan, Pemprov Jateng sebenarnya sudah pernah menjalin kerja sama pada 2016-2021.

Setelah penandatanganan kerja sama tersebut, tindak lanjutnya adalah melakukan pertemuan kedua belah pihak.

“Fokus yang akan digarap adalah mengenai peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang mencakup pengembangan sistem polder dan perlindungan pesisir, pengelolaan sanitasi dan air minum aman, pengelolaan limbah cair dan padat, adaptasi dan ketahanan perkotaan di kawasan pesisir pantai utara Jawa Tengah dan pengelolaan sumber daya air di Jawa Tengah,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaLewat Festival Lampion Borobudur, Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama Harus Terus Dilestarikan
Artikel selanjutnyaBawaslu Jateng Minta Panwascam Mampu Jaga Integritas Selama Pengawasan Pilkadanya 2024