Pemkot Semarang Siapkan Strategi Untuk Menghadapi Kemarau Panjang dan  Kekeringan

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Radio Idola 92,6 FM  – Saat ini di Kota Semarang sudah memasuki musim kemarau. Bahkan prediksi kemarau panjang akan terjadi sehingga dampak kekeringan akan timbul dibeberapa daerah rawan.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebut jika Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sudah melakukan antisipasi untuk menghadapi musim kemarau. Antisipasi itu dilakukan dengan melakukan droping air bersih hingga menjaga lahan kering dari potensi kebakaran.

“Pertama dari PDAM, misalnya masyarakat Kota Semarang kekurangan air bersih. Misal di daerah Mateseh, Rowosari, Kecamatan Tembalang,” jelansnya.

Saat ini stok air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di saat musim kemarau masih mencukupi. Menurutnya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal telah melakukan pemetaan wilayah yang sering terdampak kekerasan. Tidak hanya PDAM, Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang juga membantu melakukan pengedropan air bersih dan bantuan dari  banyak pihak-pihak swasta.

“Kedua saya minta dari Damkar sekali-kali menyiram taman di pinggiran jalan. Ketiga masyarakat bisa mengelola air, irit air istilahnya karena sumur-sumur juga nantinya makin kering,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi kebakaran yang dulu terjadi di TPA Jatibarang, pihaknya telah mengeluarkan ketentuan di dalam TPA Jatibarang. Kini, seluruh aktivitas di TPA Jatibarang makin diperketat. Contohnya tak diperbolehkan merokok di dalam TPA.

“Keempat menjaga antisipasi kebakaran, terutama di TPA-TPA, saya sudah menyampaikan ada SOP bahwa yang masuk tidak boleh bawa rokok, dan korek api. Hingga saat ini terus berlangsung sweeping dan ketat,” katanya.

Untuk jangka panjang, pihaknya juga akan memasifkan upaya penanaman pohon di seluruh kelurahan yang ada di Kota Semarang. Bibit pohon yang akan ditanam yaitu jenis tanaman produktif seperti alpukat, rambutan, dan pepaya. Termasuk pula akan mengadakan lomba program kampung iklim (proklim). Menurutnya, lomba itu akan memancing masyarakat beramai-ramai membuat kampungnya ijo royo-royo.

“Sehingga untuk menanam kaitannya juga ada ketahanan pangan. Jadi urban farming ini penting banget, mengingat misalnya kelangkaan sayuran akan berdampak pada kenaikan harga bisa diantisipasi,” tambahnya (wid)