Pandangan BI Jateng di Ekonomi 2025, Bakal Suram Atau Cerah?

Pj Gubernur Nana Sudjana ikut memantau pergerakan harga komoditas pangan di pasar tradisional.

Semarang, Idola 92,6 FM-Selama periode 2024, capaian inflasi Provinsi Jawa Tengah berada di bawah inflasi nasional dan merupakan yang terendah di Pulau Jawa.

Oleh karena itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng mengajak seluruh stakeholder yang ada untuk ikut menjaga stabilitas laju inflasi di provinsi ini pada tahun mendatang.

Plh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Ndari Surjaningsih mengatakan tingkat inflasi di provinsi ini pada 2024 terkendali, dan berada dalam kisaran sasaran 2,5 ยฑ 1 persen. Hal itu dikatakan saat membuka Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Jateng di Hotel Padma Semarang, Jumat (29/11) malam.

Menurut Ndari, tekanan inflasi selama 2024 relatif stabil seiring dengan harga pangan dan energi terkendali dibandingkan 2023 karena dampak anomali cuaca.

inflasi yang terjaga tidak terlepas dari upaya implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di tingkat provinsi maupun di kabupaten/kota di Jateng.

Ndari menjelaskan, memasuki 2025 maka ekonomi dalam negeri masih dihadapkan pada tantangan global yang tidak ringan serta geopolitik dan ketidakpastian pasar keuangan diperkirakan masih akan berlanjut.

Selain itu, dampak perubahan iklim terhadap inflasi perlu terus diwaspadai karena akan memengaruhi pasokan pangan dunia dan juga domestik.

“Berbekal sinergi dan juga kolaborasi positif di antara berbagai kebijakan di daerah dan pusat dalam mengelola tantangan yang dihadapi, kami optimis bahwa perekonomian Indonesia dan juga Jawa Tengah ke depan diperkirakan akan tumbuh lebih kuat dan berdaya tahan. Jawa Tengah sendiri memiliki potensi dan modal perekonomian yang besar untuk bisa tumbuh lebih kuat,” kata Ndari.

Lebih lanjut Ndari menjelaskan, visi pembangunan Jateng 2024-2045 dalam RPJMD adalah sebagai penumpu pangan dan industri nasional yang maju sejahtera berbudaya dan berkelanjutan juga terus diupayakan dengan berbagai sinergi.

Jateng sebagai lumbung pangan nasional yang diikuti dengan pengembangan sektor industri berbasis agrikultur, memberikan peluang besar untuk menciptakan nilai tambah pada produk pertanian di tengah risiko pertumbuhan ekonomi global yang melambat.

“Dengan mempertimbangkan soliditas dari sinergi kebijakan yang dilakukan, kami optimis bahwa ekonomi Jawa Tengah dapat tumbuh meningkat dalam rentang 4,8-5,6 persen pada 2025 dengan inflasi yang berada pada kisaran sasaran 2,5ยฑ1 persen,” tandasnya. (Bud)

Ikuti Kami di Google News