Jakarta, Idola 92.6 FM – Luas lahan sekitar 800 meter persegi ini dahulunya tak terawat dan hanya menjadi lokasi pembuangan material, tempat tumbuh semak belukar, dan sarang nyamuk. Namun di tangan sosok satu ini, lahan tersebut kini menghasilkan dan produktif. Ragam tanaman sayuran dan buah-buahan tumbuh subur di lahan tersebut.
Sosok perempuan itu adalah Nila Sari, pegiat lingkungan dan pengelola lahan kosong di Gereja Santo Andreas Kim Tae-gon Kelapa Gading Jakarta Utara. Tak sendirian, bersama teman lainnya, mereka semangat mengelola lahan kosong tersebut.
“Mula mula pelan-pelan, kita urug, ternyata setelah diurug beberapa kali, sebagian bisa ditanami kangkung,”tutur Nila kepada radio Idola, pagi (04/01) tadi. Menurut Nila ternyata tanaman kangkung tumbuh subur. Bersama ibu-ibu kebun (berjumlah 13 orang), mereka lanjut menanam kacang panjang, pakcoy, sawi dan sayur lainnya. Semua tumbuh dan menghasilkan.
Pada 2020, Nila mulai mengenal eco enzyme. Dari sini, ia lalu memanfaatkan eco enzymw untuk pupuk tanaman di lahan tersebut. Dari waktu ke waktu, hasil kebun makin melimpah. Selain dikonsumsi untuk kalangan sendiri, dibagikan untuk orang tua melalui Gelora (Gerakan Layani Orang Tua), hasil kebun dibagikan juga ke kelurahan setempat (Kelurahan Pegangsaan Dua) untuk diolah oleh ibu-ibu PKK, yang kemudian didistribusikan ke warga guna mencegah stunting. Tak hanya sayuran, ibu-ibu kebun juga memelihara ikan, seperti ikan nila, lele dan juga ayam.
Atas aksinya itu, Nila dianugerahi gelar Ibu Ibukota Awards 2021 bidang lingkungan. Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Nila Sari, pegiat lingkungan dan pengelola lahan kosong di Gereja Santo Andreas Kim Tae-gon Kelapa Gading Jakarta Utara. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: