Semarang, Idola 92.6 FM – Selama 11 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di level 5 persen. Padahal, untuk naik kelas—dari negara berpendapatan menengah ke tinggi, ekonomi Indonesia setidaknya mesti tumbuh minimal 6 persen. Di sisi lain, kita dihadapkan pada Jendela waktu akselerasi yang makin sempit, yakni tahun 2025 hingga 2029. Sementara, tantangan ke depan juga kian berat dengan kompleksitas persoalan—menyusul ketidakpastian ekonomi global—akibat fragmentasi politik internasional yang mengeras.
Terkait peningkatan pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara, Indonesia patut belajar dari Vietnam. Vietnam merupakan negara di Asia Tenggara dan bahkan di dunia yang mengalami pertumbuhan ekonomi paling tinggi. Tahun 2022 ekonomi di Vietnam tumbuh 8,02 persen bahkan saat pandemi covid-19 ketika semua negara mengalami tren negatif, ekonomi Vietnam tetap meningkat sebesar 2,7 persen.
Salah satu ‘golden moment’ bagi industrialisasi Vietnam adalah keberadaan “Pabrik”. Kalau perusahaan sekelas Apple sampai mau bikin pabrik resmi di sebuah negara, maka bisa dibilang itu pertanda kalau kebijakan industrI di negara tersebut layak mendapat nilai 9.
Selama 10 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Vietnam berkisar antara 7 sampai dengan 8 persen—sebuah pencapaian yang sangat impresif. Vietnam Miracle memang benar-benar terjadi.Apple sampai mau membangun pabrik di sana.
Lalu, dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia; Mungkinkah kita bisa menggunakan jalur yang digunakan vietnam? Apa saja upaya-upaya lain yang mesti dan mungkin!
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Prof Rahma Gafmi (Ekonom/Guru Besar Universitas Airlangga Surabaya) dan Mohammad Faisal (Direktur Eksekutif CORE Indonesia). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: