Mereview Bidang Pendidikan tahun 2024: Persoalan Apa Saja yang Mesti Dibenahi Pemerintah ke Depan?

Pendidikan Tinggi
Ilustrasi/Istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Forum Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan (Fortadik) baru-baru ini menggelar rapat kerja di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Jakarta. Mereka menyampaikan sejumlah ‘catatan kritis’ atas capaian bidang pendidikan dan kebudayaan hingga pengujung tahun ini. Terdapat 7 catatan kritis tentang isu-isu di dunia pendidikan saat ini. Beberapa persoalan itu antara lain: capaian tingkat literasi; kekerasan di satuan pendidikan; penyelesaian guru honorer serta pengembangan keterampilan guru.

Fortadik menilai, kemampuan literasi siswa berdasarkan Rapor Pendidikan 2023 berada dalam kategori sedang. Rapor Pendidikan 2023 mendefinisikan kategori sedang sebagai kondisi di mana sebanyak 40 hingga 70 persen siswa mencapai kompetensi minimum literasi. Fortadik melihat pemerintah perlu lebih meningkatkan upaya dalam hal pengembangan literasi siswa.

Sementara, terkait kekerasan di sekolah, berdasarkan Rapor Pendidikan 2023, indikator iklim keamanan sekolah untuk jenjang SMP sederajat dan SMA sederajat mengalami penurunan. Fortadik melihat pemerintah perlu menyikapi serius turunnya skor keamanan berdasarkan Rapor Pendidikan 2023 tersebut. Adanya kekerasan yang dialami maupun dilakukan oleh siswa serta pendidik menunjukkan bahwa fungsi pendidikan belum berjalan maksimal.

Kemudian, mengenai persoalan guru honorer, Pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah untuk mengangkat guru honorer menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) pada tahun 2024. Target pengangkatan guru honorer pada tahun sebelumnya masih belum tercapai.

Lalu, bagaimana mengatasi beberapa persoalan krusial di dunia pendidikan tersebut? Terobosan apa yang bisa dilakukan Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Ki Darmaningtyas (Pengamat Pendidikan/ Pengurus Persatuan Keluarga Besar Tamansiswa), Satriwan Salim (Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G)), dan Prof Masrukhi (Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya:

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaPesta Malam Tahun Baru 2025, “Serenata Akhir Tahun” di Rooms Inc Semarang
Artikel selanjutnyaPolda Jateng Kerahkan 15 Ribu Personel Amankan Nataru 2024