Menyoroti Banjir Bandang di Pesisir Demak: Bagaimana Langkah Mitigasi Ke Depan?

Banjir Demak
Truk tenggelam di jembatan Tanggulangin, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Senin (12/2/2024). (Photo/Kompas)

Semarang, Idola 92.6 FM – Banjir besar selama beberapa hari melanda sebagian wilayah Kabupaten Demak khususnya Kecamatan Karanganyar. Banjir di Demak dan Kudus kali ini berdampak pada sekurangnya 11 ribu orang dari 71 ribu warga yang tersebar di 35 kecamatan. Mereka pun harus mengungsi akibat banjir tersebut.

Selain itu, banjir juga menyebabkan akses jalan Pantura dari Kudus menuju Semarang lewat Karanganyar Demak sempat ditutup. Para pengguna jalan harus menggunakan jalur alternatif melalui jalur Kudus-Jepara maupun Kudus-Grobogan. Selain itu, banjir juga membuat Pemungutan suara Pemilu 2024 di 10 desa di Demak ditunda.

Banjir di wilayah Demak dan Kudus ini disebabkan jebolnya tanggul Sungai Wulan di perbatasan Kabupaten Demak dan Kudus. Sungai Wulan dialiri sungai-sungai besar, seperti Sungai Lusi dan Sungai Serang. Intensitas hujan yang tinggi membuat debit air yang mengarah ke Sungai Wulan semakin besar dan akhirnya tak kuat menahan volume air.

Lalu, menyoroti banjir bandang yang terjadi di Pesisir Demak: Apa faktor pemicunya? Bagaimana langkah mitigasi ke depan? Apakah ini berarti semakin mengonfirmasi bahwa rencana pembangunan Giant Sea Wall oleh pemerintah, sudah sangat mendesak?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber Pakar Lingkungan dan Tata Kota Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Dr Mila Karmila. (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya:

Ikuti Kami di Google News