Menyikapi Kenaikan Harga Minyak Dunia, Bagaimana Cara Pemerintah dalam Menanggung Beban Subsidi BBM?

Harga Minyak Dunia Naik
Ilustrasi/Istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Serangan udara oleh Iran ke Israel pada Minggu kemarin diperkirakan akan meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah. Tak hanya aspek geopolitik, balasan serangan Iran itu juga berpotensi mendongkrak harga minyak dunia. Bahkan, jika eskalasi berlanjut, bukan tidak mungkin, harga minyak dunia bisa tembus 100 dollar AS per barel.

Meski serangan Iran telah berhenti, situasi memanas penuh ketidakpastian ini diperkirakan menimbulkan dampak negatif terhadap perekonomian global. Dampak langsung yang sudah terjadi adalah kenaikan harga minyak dunia yang biasanya akan diikuti kenaikan harga komoditas lainnya.

Sebelumnya, harga minyak dunia juga telah mengalami tren kenaikan. Kenaikan harga minyak, seperti jenis Brent yang menyentuh 90 dollar AS per barel atau tertinggi sejak Oktober 2023, sebagai dampak dari situasi geopolitik.

Menyikapi hal itu, bagaimana dengan Indonesia? Sejumlah pihak menilai, kalaupun akan ada kenaikan harga bahan bakar minyak, kenaikan itu hanya akan terjadi pada jenis nonsubsidi. Sementara kenaikan harga BBM bersubsidi, bakal berisiko menyulut inflasi.

Lalu, bagaimana langkah pemerintah menyikapi situasi “dilematis” ini? Bagaimana cara pemerintah dalam menanggung beban subsidi BBM? Akankah dilakukan penyesuaian harga BBM bersibsidi yang berkonsekuensi mengerek inflasi?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber Pengamat Energi/Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro. (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya:

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaDollar AS Tembus Rp 16 Ribu, Apa Dampaknya bagi Perekonomian dan Bagaimana Jalan Keluarnya?
Artikel selanjutnyaSelama Lebaran, Konsumsi Avtur Naik 120 Persen