Memahami Tanaman Kecubung bersama Peneliti BRIN Ikhsan Guswenrivo

Ikhsan Guswenrivo
Peneliti Ahli Bidang Entomologi Pusat Riset Zoologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional, Ikhsan Guswenrivo.(Foto: Rivo)

Jakarta, Idola 92.6 FM – Dalam beberapa hari terakhir, perhatian publik tersedot pada tanaman kecubung dipicu peristiwa yang terjadi di Banjarmasin Kalimantan Selatan dalam beberapa waktu belakangan. Sejumlah orang ditemukan tengah mabuk akibat mengonsumsi kecubung. Tak tanggung-tanggung jumlah mencapai lebih dari 45 orang. Puluhan orang ini bahkan sampai harus dirawat di rumah sakit jiwa. Dan, yang lebih mengejutkan lagi, tercatat ada dua orang yang meninggal dunia diduga akibat mengonsumsi kecubung.

Peneliti Ahli Bidang Entomologi Pusat Riset Zoologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ikhsan Guswenrivo kepada radio Idola menyampaikan, kecubung merupakan tanaman yang biasanya tumbuh liar. Biasanya, tumbuhan ini juga ditanam di pekarangan rumah sebagai tanaman hias karena bunganya yang berbentuk unik seperti trompet.

Menurut Rivo panggilan akrab Ikhsan Guswenrivo, dulunya tanaman ini digunakan sebagai obat tradisional. Misal untuk obat mual atau menghilangkan nyeri. Namun, kalau dilihat dari dunia kesehatan, tanaman ini digolongkan tanaman beracun. Karena efeknya itu. “Nggak cuman bunga, jadi mulai dari akar, batang, daun, sampai buah itu sifatnya racun,”tutur Rivo kepada radio Idola, pagi (16/07) tadi.

Kecubung
Kecubung.

Rivo berharap meski sudah ada korban karena dampak mengonsumsi kecubung, tapi jangan sampai tanaman ini dimusnahkan. Sebaiknya masyarakat yang diedukasi tentang bahaya mengonsumsi kecubung. “Karena selain untuk pengobatan ini juga dimanfaatkan sebagai insektisida alami. Saya Manfaatkan tanaman ini untuk pengendalian larvasida pada nyamuk terus utk pengendalian rayap di rumah, karena efek racunnya tadi,”tambah Rivo.

Untuk mengetahui lebih banyak tentang tanaman kecubung, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Peneliti Ahli Bidang Entomologi Pusat Riset Zoologi Terapan BRIN, Ikhsan Guswenrivo. (yes/her)

Simak podcast wawancaranya:

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaSeleksi Capim KPK Sepi Peminat, Apa Penyebabnya?
Artikel selanjutnyaTernyata Ini Motif Pria di Krobokan Yang Tembak Kucing