Semarang, Idola 92,6 FM-Penggunaan uang digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), terus masif dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah kepada masyarakat.
Tujuannya, selain mengurangi peredaran uang palsu juga untuk meminimalkan penggunaan uang kertas yang sudah tidak layak edar.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan dewasa ini, semakin banyak masyarakat mulai teredukasi menggunakan QRIS, sebagai piranti pembayaran di setiap transaksi. Hal itu dikatakan saat ditemui di sela kegiatan dengan wartawan, belum lama ini.
Rahmat menjelaskan, pengguna QRIS di Jateng menjadi terbanyak keempat di Indonesia.
Yakni sebanyak 5,59 juta pengguna QRIS, dengan pertumbuhan 75,04 persen.
Menurut Rahmat, secara volume transaksi QRIS di Jateng menjadi terbanyak keenam di seluruh Indonesia.
Yaitu sebanyak 12,34 juta kali transaksi dengan merchant QRIS terbanyak keempat di seluruh Indonesia yakni 3,13 juta dengan pertumbuhan sebesar 24 persen.
“Merchant QRIS didominasi UMKM, sebesar 98,03 persen. Dan tentunya kalau merchant terbanyak ada di Kota Semarang, yaitu 18,9 persen kemudian diikuti Kota Solo 12 persen dan Kabupaten Banyumas 6,8 persen. Volume transaksi QRIS di Semarang itu 30 persen, Solo 11 persen dan Banyumas 6,8 persen,” kata Rahmat.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Nita Rachmenia menambahkan, guna menumbuhkan lebih banyak pengguna QRIS baru pihaknya juga menggandeng pengurus masjid di provinsi ini.
Tidak hanya menerima sedekah atau Infak dalam bentuk uang digital, tapi juga bisa melayani pembayaran zakat dengan QRIS.
Tercatat ada delapan masjid agung yang ada di Jateng, dijadikan sebagai pilot project penggunaan QRIS.
“Utamanya memang untuk lebih mendorong lagi masyarakat memakai QRIS. Jadi agar lebih mudah, aman dan terkelola dengan baik. Tapi pastikan, nama yang tertera di layar itu sama dengan stiker QRIS yang terpasang,” ucap Nita. (Bud)