Semarang, Idola 92,6 FM-Literasi membaca buku yang dilakukan masyarakat masih lebih rendah, bila dibanding bermain gawai sepanjang hari.
Bahkan, studi kasus menyebutkan jika rangking literasi membaca masyarakat Indonesia berada di peringkat ke-70 dunia.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan dalam rangka mendukung program peningkatan literasi membaca dan menulis, pihaknya membentuk sebuah komunitas khusus yaitu Komunitas Baca dan Tulis Bank Indonesia Semarang (KAMUS). Pernyataan itu dikatakan usai acara bedah buku “You Do You” di kantornya, Rabu (19/6).
Rahmat menjelaskan, di tengah kemajuan teknologi sekarang ini menjadi tantangan terberat untuk bisa meningkatkan literasi membaca buku karena anak usia dini sudah terpengaruh dengan kecanggihan gawai.
Oleh karena itu, cukup sulit mengajak untuk meningkatkan minat membaca buku karena telah ketergantungan dengan gawai.
Menurutnya, sejak dini anak-anak harus dijauhkan dengan gawai dan beralih gemar membaca buku.
Apabila tidak bisa diarahkan, maka pengaruh buruk gawai yang paling mendominasi anak-anak sejak dini.
Rahmat menyebut, dampak paling nyata adalah literasi sedikit bisa didapat karena fokusnya sudah lebih banyak untuk gawai.
“KAMUS ini melengkapi perpustakaan yang sudah ada, karena intinya perpustakaan itu harus aktif menjangkau masyarakat. KAMUS ini hadir untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya literasi membaca buku. Salah satunya dengan klub membaca,” kata Rahmat.
Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, KAMUS akan aktif mengundang masyarakat gemar membaca buku dan kemudian membedahnya bersama.
Melalui cara tersebut, diharapkan literasi membaca buku masyarakat bisa mengalami peningkatan terutama untuk anak-anak atau kaum muda.
“Orang luar boleh bergabung, tidak hanya sebatas anggota komunitas saja,” pungkasnya. (Bud)