Lewat Digital Farming, Kebijakan Jateng Penumpu Pangan Nasional Bisa Tercapai

Firmansyah
Firmansyah saat memeriksa tanaman hidroponik miliknya di green house.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM-Pencanangan Jawa Tengah sebagai penumpu pangan nasional, harus mampu diimplementasikan dan didukung semua pihak hingga ke tingkat daerah.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Ndari Surjaningsih mengatakan pihaknya siap membantu pemprov, dalam upaya mewujudkan visi Jateng sebagai penumpu pangan nasional. Hal itu dikatakan saat ditemui di kantornya, kemarin.

Menurut Ndari, terkait dengan pangan sudah menjadi perhatian Bank Indonesia sebagai bagian dalam rangka pengendalian inflasi.

Sebab, salah satu tugas dari Bank Indonesia adalah menjaga stabilitas Rupiah.

Ndari menjelaskan, salah satu karakteristik inflasi di dalam negeri karena sumbangan dari komoditas pangan bergejolak yang beberapa di antaranya adalah beras dan juga cabai-cabaian.

Komoditas yang bergejolak atau biasa disebut volatile food itu, sering kali muncul menjadi penyumbang inflasi setiap bulannya.

Oleh karena itu, Bank Indonesia menaruh perhatian agar komoditas bergejolak tersebut bisa lebih stabil.

“Salah satu yang kami lakukan terkait dengan GNPIP. Dari situ salah satu pilarnya menjaga ketersediaan pasokan. Ketersediaan pasokan ini bisa dilakukan dari sisi produksi. Jadi Bank Indonesia di sini melakukan program-program dengan gapoktan, dan salah satunya adalah penerapan digital farming,” kata Ndari.

Ndari lebih lanjut menjelaskan, para petani yang menjadi mitra binaan Bank Indonesia menerapkan sistem Permadi Tandur atau pertanian menggunakan digital, petani menjadi makmur.

Salah satu yang menjadi percontohan sistem Permadi Tandur binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng adalah Al Barokah, di Kecamatan Susukan di Kabupaten Semarang.

“Jadi, petani diajari sistem pertanian secara digital farming. Dengan adanya digital farming ini, kelebihannya adalah bisa men-treatment terhadap produktivitas pertanian lebih terukur,” pungkasnya. (Bud)