Keterampilan “Non-kognitif” Menjadi Kunci Tersembunyi bagi Kesuksesan Akademik, Bagaimana Mengimplementasikannya dalam Pendidikan Kita?

ilustrasi
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Selama ini, kecerdasan dianggap sebagai faktor utama prestasi akademik seseorang. Meski demikian, anak-anak yang stabil secara emosional, termotivasi, dan mampu mengatur perhatian dan dorongan mereka untuk berprestasi cenderung lebih baik di sekolah terlepas dari tingkat kemampuan kognitif mereka.

Dilandir dari Kompas (02/09), laporan studi di jurnal Nature Human Behaviour baru-baru ini mengungkapkan bahwa keterampilan non-kognitif seperti motivasi dan pengaturan diri, sama pentingnya dengan kecerdasan dalam menentukan keberhasilan akademis. Keterampilan ini menjadi semakin berpengaruh sepanjang pendidikan anak di samping kecerdasan atau kemampuan kognitif.

Dalam pendidikan, keterampilan non-kognitif merupakan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan karakteristik seperti: motivasi akademis, keterampilan sosial, strategi belajar, dan ketekunan. Sementara kemampuan kognitif mengacu pada sifat-sifat seperti memori kerja dan kemampuan verbal.

Lalu, ketika keterampilan non-kognitif ternyata menjadi ‘kunci tersembunyi’ bagi kesuksesan akademik; bagaimana langkah mengimplementasikan study ini dalam pendidikan kita? Dan, apa relevansinya ketrampilan non-kognitif ini bagi pengajar dan orangtua?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Dr. Itje Chodidjah, M.A (Pakar Pendidikan) dan Dr Jejen Musfah, M.A (Pengamat pendidikan/ Wasekjen PB PGRI). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: