Semarang, Idola 92,6 FM-Sepanjang 2023 kemarin, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Jawa Tengah mencatat ada 1.200 kasus kekerasan yang menimpa anak-anak dan telah melaporkan.
Namun, jumlah tersebut bisa jadi lebih besar daripada yang tidak melaporkan adanya tindak kekerasan terhadap anak-anak.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Jateng Retno Sudewi mengatakan kasus kekerasan yang menimpa perempuan dan anak-anak di provinsi ini, menempati posisi ketiga secara nasional. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di Mapolda usai pencanangan Zero Bullying, Senin (10/6).
Dewi menjelaskan, ada aplikasi yang dijadikan pegangan bagi Dinas PPA di Jateng sesuai arahan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPA)
Yakni, aplikasi Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA).
Menurutnya, aplikasi Simfoni PPA tersebut untuk melaporkan terkait kasus tindak kekerasan yang dialami perempuan dan anak-anak.
“Lewat aplikasi itu menjadikan mereka berani melapor. Tugas kita bagaimana target menurunkan angka kekerasan perempuan dan anak bisa tercapai. Khusus untuk anak kita mempunyai Forum Anak Jawa Tengah, dari forum itu dia punya aplikasi juga Jaga Kanca. Jadi mereka menjaga supaya anak-anak itu tidak terjadi bullying,” kata Dewi.
Lebih lanjut Dewi menjelaskan, dari Forum Anak Jateng juga memiliki slogan 2P, yaitu Pelopor dan Pelapor.
Pelopor sebagai role model bisa menunjukkan kreativitasnya yang bersifat positif, sedangkan pelapor adalah berani melaporkan bila terjadi kekerasan di sekitarnya.
“Awal tahun ini, ada 300an kasus kekerasan terhadap anak-anak yang dilaporkan,” pungkasnya. (Bud)