Semarang, Idola 92,6 FM-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah bersama Pemprov Jateng mengambil langkah strategis, dalam upaya menjaga laju inflasi yang disebabkan dua komoditas penting.
Kedua komoditas itu adalah cabai dan bawang merah, karena bernilai ekonomi tinggi dan tidak dapat disubstitusi dengan komoditas lain.
Sekda Sumarno mengatakan setiap tahun Jateng selalu mengalami surplus produksi komoditas cabai dan bawang merah, untuk cabai rawit diperkirakan mencapai 155.741 ton pada tahun ini dan untuk produksi bawang merah diperkirakan mencapai 554.590 ton. Hal itu dikatakan usai kegiatan Aksi ASN Peduli Inflasi di halaman kantor gubernur, Minggu (17/11).
Sumarno menjelaskan, untuk konsumsi bawang merah sebanyak 211.058 ton sehingga terdapat surplus 343.532 ton.
Sedangkan untuk komoditas cabai rawitnya konsumsi mencapai 148,361 ton, sehingga terdapat surplus sebanyak 7.380 ton.
“Kebutuhan dan perubahan harga cabai dan bawang merah dapat mempengaruhi tingkat inflasi daerah, jika harga cabai dan bawang merah mengalami kenaikan namun jumlah pasokannya berkurang,” kata Sumarno.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra menambahkan, komoditas bawang merah dan cabai masih akan menjadi penyumbang laju inflasi hingga akhir tahun ini.
Terlebih lagi, pada Oktober-Desember cabai rawit minim pasokan dan menyebabkan harga tinggi.
Sedang pada bawang merah, terjadi puncak panen di Juli-Agustus yang menyebabkan harga jatuh di bawah BEP sehingga tidak menguntungkan untuk petani.
Menurut Rahmat, pihaknya membantu dari sisi hulu maupun hilir dalam rangka pengendalian inflasi di Jateng.
“Kita membantunya dengan hilirisasi dan green house buat petani termasuk bantuan alat pertanian,” ucap Rahmat. (Bud)