Ini Upaya Yang Terus Digenjot Pemprov Guna Cegah Stunting di Jateng

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jateng Dyah Lukisari menyerahkan bantuan pangan kepada warga kurang mampu di Grobogan.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM-Dalam upaya mencegah dan penanganan stunting di Jawa Tengah, pemprov terus menggenjot bantuan pangan kepada balita dengan tujuan untuk menaikkan berat badan.

Tercatat, sudah kali kelima pemprov memberikan bantuan pangan kepada 22 desa rawan pangan di delapan kabupaten.

Dampaknya, tidak hanya membantu warga miskin memenuhi kebutuhan tapi juga membantu balita kurang gizi naik berat badan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jateng Dyah Lukisari mengatakan pada tahun ini bantuan pangan menyasar di delapan kabupaten di antaranya Banjarnegara, Banyumas, Kebumen, Cilacap, Boyolali, Klaten, Magelang dan Grobogan dengan jumlah penerima sebanyak 1.100 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di sela pemberian bantuan pangan di Grobogan, belum lama ini.

Dyah menjelaskan, bantuan pangan di 2024 akan diberikan sebanyak sembilan kali sampai akhir tahun nanti.

Rencananya di tahun depan program tersebut akan berlanjut dengan pola subsidi, sehingga bisa menjangkau lebih banyak penerima.

Menurutnya, kriteria desa penerima didasari atas pertimbangan prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan atau Prevalence of Under Nourishment (PoU) tinggi.

Selain itu juga berdasar peta Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) kategori 1-3, dan merupakan RTM berdasar Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

“Tahun ini bantuan, terima gratis. Tahun 2025 masih diberikan tapi dengan pola subsidi harga. Bayar tapi sangat murah, tujuannya supaya sasaran lebih banyak lagi. Karena anggaran kita terbatas. Ibaratnya Rp100 ribu kalau bantuan hanya terima satu orang. Kalau subsidi dia bayar Rp30 ribu, maka Rp100 ribu untuk 3 orang. Jadi tiga kali lipat bantuan pangan untuk kerawanan pangan,” kata Dyah.

Seorang penerima bantuan, Winarti warga Kradenan Grobogan mengaku, bantuan tersebut berdampak pada kesehatan anaknya.

Dirinya bercerita, bantuan berupa satu kilogram telur dan satu kilogram daging ayam serta lima kilogram beras medium dan delapan sachet susu bubuk mendongkrak bobot anaknya.

“Sekarang sudah 9,6 kilogram. Naiknya dua sampai tiga ons. Biasanya, kalau sudah buat beli beras untuk beli telur tidak ada. Ini ada bantuan, ya uangnya untuk yang lain,” ujar Winarti.

Winarti berharap, anaknya bisa tumbuh menjadi anak yang sehat dan tidak mengalami kekurangan gizi. (Bud)