Semarang, Idola 92,6 FM-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah memerkirakan, tahun ini pertumbuhan ekonomi masih bisa lebih baik di tengah ancaman kenaikan harga komoditas volatilitas.
Beberapa komoditas volatilitas yang perlu mendapat perhatian di antaranya adalah beras dan gula pasir.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan meski di tengah ancaman kenaikan harga komoditas volatilitas itu, namun pihaknya tetap optimistis jika ekonomi provinsi ini masih bisa tumbuh positif. Hal itu dikatakan di sela media briefing di Hotel Padma Semarang, Rabu (7/2)
Rahmat menjelaskan, ekonomi provinsi ini masih tetap tumbuh positif di tengah ketidakpastian global.
Pada triwulan IV 2023, perekonomian Jateng tetap tumbuh positif sebesar 4,73 persen (yoy) meski melambat dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 4,92 persen (yoy).
Menurut Rahmat, ekonomi Jateng ke depan diprakirakan tetap kuat dengan didukung permintaan domestik.
Diperkirakan, pertumbuhan ekonomi Jateng di rentang angka 4,7-5,5 persen
“Apa saja penyebab pertumbuhan di Jawa Tengah. Yang pertama permintaan domestik kita perkirakan masih kuat, yaitu konsumsi rumah tangga dan lembaga non profit rumah tangga serta konsumsi pemerintah karena ada pemilu dan pilkada serentak. Lalu APBD Jawa Tengah dua tahun ini mengalami peningkatan sebesar 3,29 persen
Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, faktor pendorong lainnya adalah upah di Jateng terdapat kenaikan sebesar 4,02 persen dan Ditambah gaji aparatur sipil negara (ASN) naik sebesar delapan persen serta uang pensiunan naik 12 persen.
Faktor pendorong lainnya adalah kredit pembiayaan perbankan diperkirakan tumbuh antara 10-12 persen tahun ini.
Selain itu kinerja ekspor Jateng juga diperkirakan tumbuh membaik, karena beberapa mitra dagang juga mengalami perbaikan.
“Harapannya di tahun ini masih di dalam target 2,5±1 persen. Memang ada penurunan target tahun ini, dari semula 3,5±1 persen,” pungkasnya. (Bud)