Semarang, Idola 92,6 FM-Sejak Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 silam dan dilanjutkan dengan pembentukan sejumlah daerah provinsi, salah satunya adalah Jawa Tengah.
Sepanjang 79 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, ternyata sudah ada 15 gubernur yang memimpin Jateng.
Kepala Biro Pemerintahan Otonomi Daerah dan Kerja Sama Setda Jateng Muhamad Masrofi mengatakan Hari Jadi Provinsi Jateng ditetapkan pada 19 Agustus 1945, selang dua hari setelah pembacaan teks Proklamasi. Hal itu dikatakan saat ditemui di kantornya, kemarin.
Menurutnya, Hari Jadi Provinsi Jateng sempat dirayakan setiap tanggal 15 Agustus.
Namun dengan diterbitkannya Perda Nomor 5 Tahun 2023, perayaan Hari Jadi Provinsi Jateng disesuaikan dengan hasil putusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tertanggal 19 Agustus 1945.
Masrofi menjelaskan, hasil sidang PPKI itu menetapkan pembentukan delapan provinsi di Republik Indonesia termasuk di dalamnya Jateng.
Pada putusan PPKI itu disebut delapan provinsi yang terbentuk adalah Jawa Barat, Jateng, Jawa Timur, Sumatera, Borneo, Sunda Kecil, Sulawesi dan Maluku.
“Kini, Jawa Tengah telah berusia 79 tahun. Kerja sama, kolaborasi, dan kerja keras terus dilakukan. Sinergi antarsektor terus dibangun, demi wujudkan Jateng maju gemilang,” kata Masrofi.
Lebih lanjut Masrofi menjelaskan, pada masa itu Raden Pandji Soeroso diangkat sebagai Gubernur pertama Jateng dan masa jabatannya berakhir pada Oktober 1945.
Kemudian digantikan Raden Mas Tumenggung Wongsonegoro sampai 1949, dan berikutnya pemerintahan di Jateng dilanjutkan Raden Boedijono (1949-1954).
Gubernur RMTP Mangoennegoro (1954-1958), Gubernur R Soekardjo Mangoenkoesoemo (1958-1960), Gubernur Mochtar (1960-1966), Gubernur Munadi (1966-1974), Gubernur Soepardjo Roestam (1974-1983).
Selanjutnya, Gubernur Ismail (1983-1993), Gubernur Soewardi (1993-1998), Gubernur Mardiyanto (1998-2007), Gubernur Ali Mufiz (2007-2008), Gubernur Bibit Waluyo (2008-2013), Gubernur Ganjar Pranowo (2013-2023).
Mulai 5 September 2023, Jateng dipimpin Penjabat Gubernur Nana Sudjana. (Bud)
