Indosat Bersama Undip Wujudkan Digitalisasi Konservasi Mangrove Gunakan IoT di Demak

Muhammad Buldansyah
Director and Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison Muhammad Buldansyah (tengah) memberi penjelasan kepada Wakil Rektor II Undip Prof Heru Susanto terkait IoT dalam upaya konservasi mangrove.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM-Isu perubahan iklim menjadi perhatian global, karena dampaknya cukup berarti di seluruh dunia khususnya di daerah pantai utara Jawa.

Abrasi kini menyebabkan banyak wilayah pesisir terendam termasuk lahan produktif, sehingga dibutuhkan program Digitalisasi Konservasi Mangrove guna mendukung upaya pengendalian abrasi lewat pelestarian vegetasi pantai utara Jawa.

Director and Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison Muhammad Buldansyah mengatakan pihaknya ingin melanjutkan komitmennya dalam melestarikan lingkungan melalui program Digitalisasi Konservasi Mangrove di wilayah pesisir, dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) guna mengantisipasi dampak abrasi di pantai utara Jawa. Hal itu dikatakan di sela kegiatan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undip, Senin (27/5).

Buldansyah menjelaskan, pihaknya ingin memberdayakan masyarakat sekitar yang mendapat manfaat dari implementasi teknologi mangrove khususnya di Kabupaten Demak.

Yakni melalui digitalisasi konservasi mangrove, yang bekerja sama dengan Universitas Diponegoro (Undip) khususnya Fakultas Perikanan dan Kelautan.

Menurutnya, sekadar menanam mangrove itu tidak cukup dan dibutuhkan adanya digitalisasi konservasi mangrove.

Yang terutama adalah masyarakat setempat mendapat manfaatnya, sehingga masyarakat diedukasi bagaimana menyandingkan teknologi digital dengan mangrove.

“Untuk mencapai Indonesia Emas 2045, dibutuhkan adanya pengembangan teknologi digital yang cukup banyak. Indosat ingin mengambil satu di antaranya untuk berkontribusi di dalamnya guna meminimalisir adanya gap digital,” kata Buldansyah.

Sementara Wakil Rektor II Undip Prof Heru Susanto menambahkan, digitalisasi konservasi mangrove mengandung unsur edukasi dan riset yang bisa diimplementasikan civitas akademika dalam pemberdayaan kepada masyarakat setempat.

Menurutnya, IoT menjadi suatu hal yang bisa dilakukan dalam konservasi mangrove dan pemberdayaan masyarakat.

“Teknologi informasi itu sekarang tools yang memang primer. Kenapa, karena dengan teknologi informasi pasti nanti paling tidak akurasi bisa kita tingkatkan,” ujar Prof Heru.

Lebih lanjut Prof Heru menjelaskan, teknologi tersebut merupakan pengembangan sistem akuakultur yang menggabungkan teknologi perikanan dengan penanaman mangrove.

Dengan sistem manajemen teknologi, mampu mengurangi dampak pada lingkungan. (Bud)