Semarang, Idola 92.6 FM – Indonesia digadang-gadang akan menjadi salah satu negara “superpower” ekonomi baru di Asia setelah India dan China. Pernyataan itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat membuka BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat Selasa (08/10).
Menurut Presiden, seperti dilansir dari Kompas.com (08/10), saat ini, kita telah masuk ke abad Asia. Pergeseran dari Barat menuju Asia. Pertumbuhan ekonomi juga bergeser semuanya ke Asia, dan diprediksi di Asia akan ada tiga kekuatan ekonomi baru. Superpower ekonomi tiga negara yang diperkirakan itu yakni: India, China, dan Indonesia.
Meskipun demikian, Presiden mengingatkan bahwa untuk mencapai status sebagai negara superpower, Indonesia harus menghadapi banyak tantangan. Selain itu, Presiden juga menekankan pentingnya menjaga optimisme di tengah kondisi yang ada meskipun ia menyadari bahwa banyak pihak yang lebih memilih untuk tidak memberikan dukungan saat optimisme diperlukan.
Presiden juga menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi Indonesia meliputi perlambatan ekonomi global yang diprediksi hanya sekitar 2,7-2,8 persen.
Lalu, ketika Indonesia akan menjadi superpower ekonomi Asia; apa saja syaratnya selain mengandalkan besarnya populasi? Apakah tidak lebih baik menjadikan Vietnam sebagai benchmarking yang sekaligus bisa menjadi arah bagi peta industrialisasi Indonesia ke depan?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber Ekonom/ Guru Besar Universitas Airlangga Surabaya, Prof Rahma Gafmi. (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: