Harga Beras Turun, Bikin Jateng Alami Deflasi 0,22 Persen

Seorang pembeli mengantre membeli beras Bulog
Seorang pembeli mengantre membeli beras Bulog di Gerakan Pangan Murah.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM-Jawa Tengah di semester pertama tahun ini mengalami dua kali deflasi dan, pada Mei 2024 ini deflasi tercatat sebesar 0,22 persen.

Penyebab terdalam terjadinya deflasi di Jateng adalah komoditas beras.

Kepala BPS Jateng Dadang Hardiwan mengatakan provinsi ini pada Maret 2024 mengalami deflasi sebesar 0,22 persen, dan lebih dalam dibanding nasional yang hanya 0,03 persen. Pernyataan itu dikatakan secara daring, Senin (3/6).

Dadang menjelaskan, dari Januari hingga Mei 2024 ini Jateng mengalami deflasi dua kali.

Yakni di Januari 2024 terjadi deflasi sebesar 0,08 persen, dan di Mei 2024 deflasi sebesar 0,22 persen.

Menurut Dadang, deflasi pada Mei 2024 di wilayah Jateng dipengaruhi kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau.

Yakni beras, daging ayam, tomat dan cabai rawit.

“Lima komoditas yang memberikan andil deflasi yaitu beras cukup dalam sebesar -0,13 persen dan disusul daging ayam ras dan tomat serta angkutan antar kota dan cabai rawit. Untuk beras yang paling dalam ada di Kota Tegal -0,23 persen, daging ayam ras yang terdalam ada di Wonosobo sebesar -0,07 persen, kemudian tomat -0,04 persen ada di Kabupaten Rembang. Angkutan antar kota yang terdalam ada di Cilacap, cabai rawit yang terdalam ada di Wonogiri dan Kudus serta Surakarta dan Kota Tegal masing-masing -0,04 persen.

Lebih lanjut Dadang menjelaskan, komoditas yang menahan laju deflasi di Jateng pada Mei 2024 adalah kenaikan harga cabai merah, telur ayam ras, bawang merah dan emas perhiasan serta Sigaret Kretek Mesin (SKM).

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi bulanan yaitu cabai merah sebesar 0,04 persen, dan telur ayam ras sebesar 0,04 persen.

“Tingkat inflasi y-on-y Provinsi Jawa Tengah pada Mei 2024 sebesar 2,66 persen, dan tingkat inflasi y-to-d sebesar 1,07 persen. Seluruh kota IHK di Provinsi Jawa Tengah yang berjumlah sembilan kabupaten/kota mengalami inflasi y-on-y, dan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Rembang sebesar 3,45 persen, dan terendah terjadi di Purwokerto sebesar 2,40 persen,” pungkasnya. (Bud)