Semarang, Idola 92,6 FM-Dihargai Rp1.000 saja, masyarakat antusias membeli cabai kering yang dijual di pasar murah di halaman kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, Jumat (16/8).
Tidak hanya cabai kering, tapi masyarakat juga memborong sayuran segar dan bawang pasta.
Kepala Distanbun Jateng Supriyanto mengatakan pihaknya bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng dan Bappeda provinsi, melakukan sosialisasi sekaligus mengajak masyarakat untuk mengolah bahan pangan berupa cabai merah keriting menjadi cabai kering dan bawang merah menjadi bawang pasta.
Tujuannya, untuk mengajarkan masyarakat mengolah produk pangan saat panen melimpah dan digunakan ketika datang masa paceklik.
Supriyanto menjelaskan, saat musim paceklik atau komoditas cabai maupun bawang merah tidak tersedia cukup itu masyarakat masih bisa memanfaatkan cabai kering dan bawang pasta yang telah diolah sebelumnya.
Cabai merah kering yang sudah diolah itu, bisa dimanfaatkan masyarakat dengan masa waktu sampai dengan 6-12 bulan lamanya.
Menurutnya, kedua komoditas pangan itu merupakan bahan pangan yang cukup banyak dibutuhkan masyarakat khususnya ibu rumah tangga saat mengolah masakan.
“Cabai kering ini kering dengan penyinaran matahari, dijemur total. Kadar airnya turun antara 14-15 persen, dan bisa bertahan sampai 6 bulan tanpa busuk,” kata Supriyanto.
Sementara Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Gunawan Wicaksono menambahkan, mengubah pola pikir dan budaya masyarakat untuk bisa mengonsumsi cabai kering maupun bawang pasta itu menjadi tugas bersama.
Gunawan mengambil contoh masyarakat ketika mengonsumsi ramen, yang dicari adalah cabai bubuk bukan cabai segar.
Namun, saat mengonsumsi masakan Nusantara malah yang dicari cabai segar.
Oleh karena itu, mengubah pola pikir masyarakat diperlukan untuk mendorong masyarakat bisa mengonsumsi cabai kering.
“Masyarakat yang mau mengonsumsi cabai kering dan bawang pasta ketika terjadi kekurangan pasokan cabai di pasar, maka mereka tidak akan kesulitan mendapatkan cabai karena sudah punya stok cabai kering. Jadi, kalau sudah terbiasa mengonsumsi cabai kering dan menyimpan di lemari es maka tidak ada cerita cabai kembali jadi pemicu inflasi,” ucap Gunawan.
Lebih lanjut Gunawan juga meminta, para petani cabai saat panen raya juga bisa mengolah sebagian cabainya menjadi cabai kering atau cabai bubuk.
Tujuannya, agar kesejahteraan petani meningkatkan karena mampu melakukan diversifikasi olahan cabai. (Bud)