Semarang, Idola 92,6 FM-Perum Bulog Jawa Tengah melakukan penyaluran beras lewat Gerakan Pangan Murah (GPM), hampir mencapai 300 ton.
Hal itu dilakukan, karena memang dalam beberapa bulan terakhir ini beras masih menjadi penyumbang inflasi di Jateng.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jateng Sopran Kenedy mengatakan selama bulan puasa, pihaknya memasok beras untuk kebutuhan GPM sebanyak 270 ton dan gula pasir sekira 15 ton. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di kantornya, Jumat (5/4).
Menurutnya, menjelaskan Idul Fitri nanti masih ada 33 titik dilakukan GPM di wilayah Jateng.
Apabila masih ada permintaan beras sampai dengan H-2 Lebaran, pihaknya akan tetap menyalurkannya.
Kenedy menjelaskan realisasi SPHP di wilayah Jateng sudah mencapai 46 persen dari target sebanyak 108.100 ton untuk 2024.
Sementara penjualan beras di toko ritel modern, sampai dengan saat ini terus dilakukan.
“Untuk penggunaan CBP sampai dengan saat ini kita sudah pakai kurang lebih 157.500 ton. Penggunaannya untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan sebanyak 50 ribu ton, kemudian CBP bencana alam hanya dikeluarkan delapan ton karena masing-masing pemerintah daerah juga punya CBP yang diambil dari APBD masing-masing. Selebihnya bantuan pangan untuk Provinsi Jateng sebanyak 107.500 ton,” kata Kenedy.
Lebih lanjut Kenedy menjelaskan, pada pekan kedua April 2024 akan ada sekira 62.815 ton beras yang sandar di pelabuhan.
Dengan tambahan itu, akan ada stok yang dikuasai Bulog sebanyak 89.669 ton pada pekan kedua April 2024.
“April ini nanti akan ada bantuan pangan, tapi keputusannya menunggu dari Bapanas. Periodenya April-Mei-Juni, sehingga stok kota cukup untuk penyalurannya,” jelasnya.
Berkaitan dengan masa panen di wilayah Jateng, Bulog melakukan optimalisasi penyerapan beras maupun gabah petani.
Baik dengan skema Harga Pembelian Pemerintah (HPP), maupun skema komersil.
“Kemarin pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan untuk fleksibilitas harga. HPP rata-rata ada kenaikan Rp1.000 baik untuk gabah maupun beras,” pungkasnya. (Bud)