Semarang, Idola 92.6 FM – Penduduk lanjut usia atau lansia di Indonesia diperkirakan akan melonjak drastis pada 2045 menjadi 19% dari posisi sekarang sebesar 11,75%. Hal ini menjadi fokus pemerintah ke depan.
Hal itu disampaikan Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas Maliki, baru-baru ini. Menurutnya, Indonesia telah berhasil meningkatkan harapan hidup tetapi hal ini juga berarti perubahan struktur demografi yang cepat.
Saat ini, lebih dari 11,75 persen populasi Indonesia adalah lansia dan angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 19 persen pada 2045. Menurut Maliki, melihat persoalan ini, bangsa Indonesia perlu menata kembali perspektif tentang lansia. Kemudian diikuti dengan peta jalan dan aturan.
Lalu, ketika hampir 1/5 populasi RI bakal diisi lansia, maka secara teori, langkah efektif untuk meremajakan usia populasi dalah dengan meningkatkan Total Fertility Rate atau, Angka Kesuburan Total. Jadi, apa kabar Total Fertility Rate (TFR) Indonesia?
Perlukah pemerintah memberi ‘insentif’ kepada pasangan muda-mudi agar mau segera menikah seperti yang dilakukan Korea Selatan? Adakah jalan lain untuk “membuat” usia populasi menjadi muda selain meningkatkan Angka Kesuburan Total?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Dr Faharuddin (Direktur Analisa Dampak Kependudukan BKKBN RI) dan Narila Mutia Nasir, PhD (Dosen Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya:
