Sijunjung, Idola 92.6 FM – Kepedulian terhadap lingkungan mendorong anak muda satu ini terus mengedukasi masyarakat secara mandiri untuk mengelola sampah. Selain bergelut dengan bank sampah, ia juga mempunyai usaha kuliner.
Sosok itu adalah Govvinda Yuli Effendi (28), sang peduli lingkungan dan owner Bank Sampah Berkah dari Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat. Kepada radio Idola, ia bercerita, awalnya ia berdagang baju. Tak puas dengan itu, ia ingin mengembangkan usahanya. Dan pilihan jatuh pada usaha pengelolaan sampah via bank sampah.
Pada 2018, kala usia menginjak 22 tahun, Govvinda mengasah ketrampilan, mencari ilmu untuk mengembangkan bank sampah. Ia menjatuhkan pilihan kepada bank sampah karena selama ini banyak wilayah di Kabupaten Sijunjung yang belum mempunyai tempat pembuangan sampah. Jika dibiarkan, maka lama-lama lahan kosong dan sungai digunakan warga untuk buang sampah.
Govvinda melakukan edukasi ke warga. Bagaimana cara memilah sampah. Bagaimana dampak yang ditimbulkan jika buang sampah sembarangan.”Dampak sampah seperti apa, benar-benar terpengaruh. Tadinya sungai bersih, jernih, sekarang kotor dibuangi sampah-sampah itu. Lahan-lahan kosong petani jadi tempat sampah. Ada risiko tanah mengandung mikroplastik,”ungkap Govvinda kepada radio Idola, pagi (21/06) tadi.
Berbagai cara dilakukan Govvinda untuk mengajak warga supaya terlibat dalam bank sampah. Agar sampah tak hanya dibuang di sembarang tempat, tapi bisa menjadi uang.
Kini banyak instansi, lembaga, sekolah, dan juga tempat wisata yang kerja sama dengan bank sampah Berkah Sijunjung. Apa yang dilakukan Govvinda juga diakui di kancah nasional. Ia meraih juara pertama Pemuda Pelopor 2023 dari Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam, Lingkungan, dan Pariwisata.
Lalu apa harapan Govvinda terhadap bank sampah yang dikelolanya?
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Govvinda Yuli Effendi, Sang Peduli Lingkungan dan Owner Bank Sampah Berkah dari Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya:
