Batu, Idola 92.6 FM – Selain memiliki kebun anggrek ratusan jenis, sosok petani satu ini memiliki laboratorium kultur jaringan. Bahkan, anggreknya sering mendapat penghargaan. Termasuk pada 2018, anggrek persilangannya meraih predikat tertinggi First Class Certificate (FCC) dari Singapura.
Petani anggrek berprestasi itu adalah Dedek Setia Budi (44), pemilik DD Orchid Nursery di Desa Dadaprejo Kota Batu Jawa Timur. Dedek hobi tanam anggrek sejak 2005. Dua tahun kemudian, ia serius bergelut bisnis anggrek.
“Awalnya dari hobi, ooo… ini bisa dibuat bisnis, awalnya namen-namen saja,”kata Dedek kepada radio Idola, pagi (12/07) tadi.
Menurut Dedek, dari hobi, ia lanjutkan ke bisnis. Hampir tiap bulan ia menyilangkan tanaman anggrek. Sekitar 200-300 anggrek, terutama anggrek baru. Upaya silang anggrek membuahkan hasil. Hingga dapat sertifikat dengan predikat tertinggi First Class Certificate (FCC) dari Singapura pada 2018.
Sampai sekarang, Dedek dikenal paling aktif melahirkan jenis anggrek silangan baru. Kurang lebih 400 jenis hasil silangan anggrek telah ia daftarkan di The Royal Horticulture Society (RHS) di London.
Menurut Dedek, menanam anggrek butuh kesabaran dan perlu menyediakan waktu khusus. Karena anggrek itu prosesnya lama. “Kalau kita dari proses persilangan saja, prosesnya butuh waktu 4-7 tahun. Kalau kita nyilang sekarang, mungkin hasilnya baru 4-7 tahun lagi,”tambah Dedek.
Dedek menambahkan bersama pemuda desa setempat, ia membuka kelas pembelajaran tentang anggrek. Dengan demikian, siapapun yang tertarik menanam atau budi daya anggrek, akan mudah mendapatkan informasinya.
Lalu, bagaimana cara daftar anggrek agar diakui dunia internasional? Apa saja nama anggrek hasil silangan Dedek?
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Dedek Setia Budi, petani anggrek dan pemilik DD Orchid Nursery di Desa Dadaprejo Kota Batu Jawa Timur. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: