Semarang, Idola 92,6 FM-Kasus anak-anak yang terpaksa harus menjalani cuci darah akibat konsumsi makanan dan minuman kurang tepat, menjadi perhatian semua pihak.
Termasuk, dari Tim Penggerak PKK Jawa Tengah dan juga seluruh kabupaten/kota.
Kepala Bidang Penganekaragaman Konsumsi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Jateng Lucia Sri Winarni Susilowati mengatakan kondisi tersebut tak bisa dibiarkan, dan harus segera diubah untuk masa depan anak. Hal itu dikatakan di sela kegiatan bersama Tim Penggerak PKK Jateng di Kabupaten Semarang, kemarin.
Menurut Lucia, konsumsi anak-anak dan remaja hingga orang tua tidak sama.
Namun, masih banyak orang berpikiran jika makanan yang mesti dihindari orang dewasa dan bisa mengakibatkan kolesterol atau asam urat tidak boleh diberikan untuk anak-anak.
Lucia menjelaskan, makanan beragam bergizi seimbang dan aman (B2SA) harus diperhatikan, agar tumbuh kembang anak tidak terhambat serta terhindar dari stunting.
“Saatnya kita ubah pola pikir tentang konsep bukan lagi makan kenyang, tapi menjadi makan sehat. Baca kandungan yang ada di kemasan makanan. Hindari makanan berpengawet, mengandung pewarna dan yang terlalu manis. Jangan meracuni anak-anak kita. Lebih baik bikin jus aja,” kata Lucia.
Sementara Penjabat Ketua TP PKK Jateng Shinta Nana Sudjana menambahkan, potensi pangan lokal Jateng cukup bervariasi.
Oleh karena itu, melalui gerakan Aku Hatinya PKK seluruh kader PKK di daerah diajak mampu mengoptimalkan hal tersebut.
“Kita masih harus mengejar penurunan stunting. Untuk mencapai hal itu, kegiatan sosialisasi, pelatihan pemanfaatan pekarangan mesti terus dilakukan. Sebab, kampanye tidak bisa hanya dilakukan sekali, melainkan harus kontinu, sekaligus mengingatkan diri, apakah program kedaulatan pangan yang dilakukan sudah efektif,” ujar Shinta. (Bud)