BPS: Ekonomi Jateng Tw II 2024 Capai Rp453,5 Miliar

Jalur fungsional tol Solo-Yogya
Penampakan jalur fungsional tol Solo-Yogya yang akan dibuka saat Lebaran.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM-Perekonomian Jawa Tengah pada Triwulan II 2024 berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp453,5 miliar, dan atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 mencapai Rp288,5 miliar.

Dibandingkan kinerja pada Triwulan I 2024, ekonomi Jateng pada Triwulan II 2024 tumbuh sebesar 1,57 persen.

Kepala BPS Jateng Endang Tri Wahyuningsih mengatakan dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 11,65 persen. Hal itu disampaikan secara daring, kemarin.

Menurutnya, ekonomi Jateng Semester I 2024 tercatat mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,94 persen atau melambat dibanding pencapaian Semester I 2023 sebesar 5,13 persen.

Perekonomian Jateng masih didominasi lapangan usaha industri pengolahan sebesar 34,24 persen, diikuti perdagangan besar eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 13,45 persen.kemudian pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 13,41 persen serta konstruksi sebesar 10,72 persen.

Endang menjelaskan, dari 17 lapangan usaha yang ada terdapat dua lapangan usaha mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi).

Kontraksi terdalam terjadi pada lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar -2,63 persen, kemudian diikuti Industri Pengolahan yang mengalami kontraksi sebesar -1,87 persen.

“Secara struktur, lapangan usaha Industri Pengolahan mendominasi struktur ekonomi Jateng pada Triwulan II 2024 dengan kontribusi sebesar 33,52 persen. Lapangan usaha lain yang mengalami pertumbuhan signifikan antara lain Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 11,43 persen, Jasa Perusahaan sebesar 9,97 persen dan Informasi dan Komunikasi sebesar 8,92 persen,” kata Endang.

Endang lebih lanjut menjelaskan, lapangan usaha lainnya yang juga tumbuh positif relatif besar di antaranya Jasa Pendidikan sebesar 7,64 persen, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 7,43 persen dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 4,85 persen.

Sementara itu, Komponen Impor Barang dan Jasa (termasuk Impor Antar Daerah) yang merupakan faktor pengurang dalam PDRB menurut pengeluaran juga tumbuh sebesar 12,39 persen. (Bud)