Semarang, Idola 92,6 FM-BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang Majapahit terus berupaya menjalin kerja sama, dalam rangka memerluas jumlah peserta yang berasal dari tenaga kerja.
Baik bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat, instansi atau lembaga lainnya salah satunya lembaga keuangan perbankan untuk memberikan layanan perlindungan kepada nasabahnya.
Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang Majapahit Farah Diana mengatakan saat ini tercatat ada 170.607 tenaga kerja yang aktif sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan, dengan rincian 111.970 tenaga kerja penerima upah dan 42.414 tenaga kerja bukan penerima upah serta 17.223 tenaga kerja jasa konstruksi. Hal itu dikatakan saat ditemui di sela kegiatan bersama media dengan tema “Kontribusi Terbaik Sejahterakan Pekerja” di Semarang, Selasa (24/12).
Menurut Farah, wilayahnya meliputi sebagian kecil Kota Semarang atau hanya membawahi empat kecamatan saja.
Yakni Kecamatan Pedurungan, Semarang Timur dan Gayamsari serta Genuk ditambah Kabupaten Demak serta Grobogan.
Farah menjelaskan, dalam meningkatkan jumlah kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan itu pihaknya menjalin sinergi dengan Pemkab Demak.
Sebab, Pemkab Demak dipandang sebagai pemerintah daerah yang berkontribusi dalam perluasan jumlah kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan terutama pekerja rentan atau pekerja informal.
“Jadi Pemkab Demak itu sudah memberikan alokasi dananya, yang sebelumnya menggunakan APBD memberikan perlindungan kepada pekerja rentan sejumlah 10 ribu orang. Insya Allah tahun depan Pemkab Demak akan memberikan bantuan untuk pekerja rentan ini khususnya yang bekerja di area Demak dan sekitarnya sebanyak 22 ribu orang,” kata Farah.
Lebih lanjut Farah menjelaskan, dukungan yang diberikan Pemkab Demak terhadap Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang Majapahit guna perluasan jumlah ketenagakerjaan cukup berhasil.
Tentu saja, hal ini bisa semakin meluaskan jangkauan melalui Universal Jamsostek Coverage.
“Saat ini kita dengan Pemkab Demak baru 40 persen. Harapan kami di tahun 2025 bisa meningkat menjadi 55 persen. Pada saat 2025 Indonesia Emas, bisa berharap menjadi 95 persen,” pungkasnya. (Bud)