Bersama LDII, Pemprov Jateng Ajak Tangani Masalah Stunting

Sekda Jateng Sumarno usai membuka Rapimwil LDII Jateng.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah mengajak semua pihak dan salah satunya Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), untuk ikut mengatasi permasalahan sosial yang sedang dihadapi.

Salah satunya, pencegahan dan penanganan masalah stunting di Jateng.

Sekda Sumarno mengatakan terkait dengan isu stunting, dibutuhkan kolaborasi berbagai pihak untuk merampungkan masalah tersebut. Hal itu dikatakan saat membuka Rapimwil LDII Jateng di Semarang, pekan kemarin.

Sumarno menjelaskan, guna meminimalisir persoalan tersebut pihaknya menggencarkan program “Jo Kawin Bocah” untuk mencegah pernikahan dini.

“Butuh bantuan LDII untuk bersama-sama mengurangi angka pengangguran, stunting, anak putus sekolah, dan sebagainya. Mungkin nanti bapak dan ibu pengurus LDII dapat berkontribusi dalam penurunan stunting. Utamanya terkait kesiapan calon mempelai perempuan sebelum menikah,” kata Sumarno.

Lebih lanjut Sumarno mengapresiasi upaya LDII Jateng dalam menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan melalui pendekatan agama.

Selain itu juga, terkait ketahanan pangan melalui program penanaman sorgum dan jagung maupun komoditas lainnya bersama kelompok tani di berbagai daerah di Jateng.

“Program ini penting dilakukan. Apalagi dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), pemerintah pusat menunjuk Jateng sebagai (salah satu) provinsi penumpu pangan dan industri berkelanjutan,” jelasnya.

Ketua DPP LDII Ardito Bhihadi menyatakan, selama ini organisasinya telah bekerja sama dengan pemerintah di berbagai bidang.

Beberapa di antaranya berkolaborasi dalam upaya penanganan stunting dan persoalan-persoalan lainnya.

Menurutnya, LDII gencar sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan tak hanya sejak lahir melainkan sejak ibu mengandung bahkan sebelum menikah diberikan pengetahuan tentang kesehatan.

“Sehingga kelak saat melahirkan, anaknya menjadi generasi yang sehat, ibu yang sehat, dan bisa berkontribusi kepada negara,” ucap Ardito. (Bud)