Belanja APBN di Jateng per Mei 2024 Masih Tercatat Dengan Baik, Ini Indikatornya

Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM-Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Jawa Tengah mencatat, APBN sampai dengan Mei 2024 masih berkinerja cukup baik.

Penerimaan APBN Jateng mencapai Rp43,45 triliun atau 36,28 persen dari target, sementara realisasi belanja APBN mencapai Rp43,91 triliun atau 39,06 persen dari pagu dan terjadi defisit APBN sebesar Rp457,52 miliar.

Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Jateng Muhdi mengatakan kinerja penerimaan masih tumbuh positif, didukung dengan kinerja kegiatan ekonomi yang baik. Hal itu disampaikan secara daring, kemarin.

Muhdi menjelaskan, untuk penerimaan perpajakan terdiri dari penerimaan pajak dan kepabeanan serta cukai.

Penerimaan pajak sebesar Rp19,79 triliun atau 36,74 persen dari target dan kepabeanan, dan cukai sebesar Rp20,74 triliun atau 34,13 persen dari target.

Menurutnya, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp2,92 triliun atau 57 persen dari target dan secara nominal tumbuh 4,63 persen (yoy).

Sedangkan realisasi belanja Kementerian lembaga mencapai Rp15,30 triliun atau 35,16 persen dari pagu, dan nominal nilai ini tumbuh 17,65 persen (yoy).

“Kita terus melakukan koordinasi dengan kementerian lembaga dan pemda, untuk percepatan belanja APBN dan juga APBD dalam upaya untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di daerah,” kata Muhdi.

Lebih lanjut Muhdi menjelaskan, masih rendahnya penyerapan belanja infrastruktur pada beberapa kementerian lembaga semisal di Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan disebabkan sejumlah persoalan.

Misalnya permasalahan pembebasan lahan, penyiapan dokumen pra lelang hingga belum keluarnya izin TKDN dari Sekretariat Kementerian.

“Sedangkan pada APBD, pendapatan daerah di Jawa Tengah sampai dengan 31 Mei 2024 sebesar Rp41,58 triliun (37,05 persen dari target) dan tumbuh Rp2,84 triliun atau 7,33 persen (yoy). Sementara realisasi belanja APBD sebesar Rp29,21 triliun (25,12 persen dari pagu) turun -2,85 persen (yoy),” pungkasnya. (Bud)