Semarang, Idola 92,6 FM-Pengumpulan zakat di Jawa Tengah, banyak dimanfaatkan untuk persoalan pengentasan kemiskinan.
Penyaluran zakat difokuskan untuk mengintervensi delapan program pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar masyarakat di antaranya Rumah Tak Layak Huni (RTLH), jambanisasi, anak tidak sekolah dan pengangguran.
Ketua Baznas Jateng KH Ahmad Darodji mengatakan dari tahun ke tahun, perolehan zakat di provinsi ini semakin baik. Hal itu disampaikan usai mendampingi Pj Gubernur Nana Sudjana menerima penghargaan dari Baznas RI di Jakarta, kemarin.
Darodji menjelaskan, pada 2023 kemarin dari target Rp90 miliar tercapai Rp92 miliar.
Seiring dengan capaian target tersebut, pemanfaatannya juga dikelola dengan baik.
Menurut Darodji, pertumbuhan zakat di pemkab/pemkot saat ini juga sudah baik.
Rerata capaiannya sudah 70 sampai 95 persen.
“Pengelolaan yang baik itu ditandai dengan angka kemiskinan ekstrem Jawa Tengah yang menurun. Tahun 2022, angka kemiskinan ekstrem Jateng 1,97 persen dan di 2023 jadi 1,1 persen,” kata Darodji.
Sementara Pj Gubernur Nana Sudjana menyatakan, pemprov bersama Baznas Jateng akan lebih memerhatikan persoalan pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat.
Sebab, masih banyak masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan.
“Zakat juga digunakan untuk memberikan modal usaha bagi mustahik produktif dan melaksanakan berbagai pelatihan,” ucap Nana.
Lebih lanjut Nana menyebutkan, banyak kegunaan dari zakat yang bisa dimanfaatkan untuk pengentasan kemiskinan demi kesejahteraan masyarakat. (Bud)