Bagaimana Jalan Keluar Mengatasi Penurunan Angka Kelas Menengah di Indonesia?

Ilustrasi
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Jumlah kelas menengah yang terus mengalami penurunan terus menjadi perhatian pemerintah. Sebab, kelas menengah mempunyai peran penting dalam mendorong perekonomian Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan bahkan mendekati 50 persen. Hal dikatakan Airlangga dalam Konferensi Pers โ€œDialog Kelas Menengahโ€ di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Padahal, kelas menengah berperan penting bagi Indonesia. Kelas menengah adalah motor penggerak ekonomi tanah air. Tercatat, saat ini jumlah kelas menengah tersisa 17,13 persen. Jika jumlah rakyat Indonesia ada 270 juta, maka kelompok kelas menengah mencapai 46,25 juta orang. Sedangkan 50 persen dari 270 juta penduduk Indonesia adalah 135 juta orang. Angka tersebut diperkirakan merupakan jumlah mereka yang turun kasta dari middle class.

Pemerintah mengklaim sudah banyak berupaya untuk menjaga kelas menengah. Ini dilakukan melalui sejumlah program, seperti perlindungan sosial, insentif pajak, jaminan kehilangan pekerjaan, Kartu Prakerja, hingga kredit usaha rakyat (KUR). Pemerintah berharap berbagai upaya yang dilakukan negara itu bisa menahan jumlah penurunan kelas menengah. Harapannya, para middle class tak akan turun kasta lagi.

Lalu, begitu pentingnya peran kelas menengah sebagai motor penggerak ekonomi tanah air–tapi justru jumlahnya menurun hingga mendekati 50 Persen; Bagaimana jalan keluar mengatasi persoalan tersebut di tengah situasi ekonomi yang masih diwarnai ketidakpastian?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Prof Ari Kuncoro (Ekonom/Rektor Universitas Indonesia) dan Eko Listyanto (Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF)).ย (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: