Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah mewanti-wanti, untuk mewaspadai pergerakan harga komoditas tertentu yang bisa memicu kenaikan inflasi.
Oleh karena itu, kebijakan dan langkah strategis harus dilakukan untuk mengawal pergerakan dan pengendalian inflasi di Jateng.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan pada bulan kemarin, perkembangan inflasi di enam kota di provinsi ini yang dilakukan survei menunjukkan iklim semakin kondusif. Hal itu dikatakan saat ditemui di kantornya, baru-baru ini.
Rahmat menjelaskan, terjadi penurunan inflasi pada periode Juni 2023 dibandingkan bulan sebelumnya
Selain itu, pergerakan laju inflasi di Jateng mencatatkan peringkat ketiga terendah se-Jawa.
Menurut Rahmat, meskipun inflasi bisa dikendalikan tetapi harus selalu waspada dengan pergerakan komoditas tertentu penyebab terjadinya inflasi.
“Dan peningkatan harga gula rafinasi, ini karena memang harga row sugar yang kita impor mengalami peningkatan. Kami dari TPID Jawa Tengah tentunya terus berupaya untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai stakeholder di dalam gerakan nasional pengendalian inflasi pangan. Mudah-mudahan ini cukup efektif di dalam menahan laju inflasi,” kata Rahmat.
Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, inflasi yang terkendali turut meningkatkan keyakinan konsumen di Jateng.
Hal itu tercermin dari hasil Survei Konsumen Jateng periode Juni 2023 dengan indeks keyakinan konsumen (IKK) sebesar 135,82, atau lebih tinggi dari IKK Mei 2023 sebesar 134,22.
“Kondisi perekonomian yang kondusif diharapkan dapat semakin memperluas kesempatan sektor usaha di Jawa Tengah untuk berekspansi,” pungkasnya. (Bud)