Tekan Kenaikan Harga Beras di Pasar, Bulog Jateng Kirim 811,85 Ton Per Pekan

Akhmad Kholisun
Pimwil Bulog Jateng Akhmad Kholisun (dua dari kiri) saat berdialog dengan pedagang beras di Pasar Bulu Semarang, Senin (28/8).
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM – Dalam upaya penguatan program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Bulog Kanwil Jawa Tengah menyasar pasar tradisional sebanyak 114 pasar dan 731 pengecer dengan rerata droping beras maksimal 400 pack per pengecer per pekan.

Total beras SPHP yang disalurkan tiap pekannya, mencapai 162.390 pack atau 811,95 ton per pekan.

Pemimpin Wilayah Bulog Jateng Akhmad Kholisun mengatakan menyikapi perkembangan harga beras di pasaran, pihaknya melakukan droping beras untuk mengendalikan harga beras. Hal itu dikatakan saat melakukan pantauan harga beras di Pasar Bulu Semarang, Senin (28/8).

Akhmad menjelaskan, harga beras SPHP per kilogramnya dijual mulai dari Rp8.500 sampai Rp8.600 dan di tingkat pengecer dijual antara Rp45 ribu-Rp47 ribu per lima kilogramnya.

Hal itu dilakukan, untuk menekan harga beras saat ini dan bisa dijangkau masyarakat.

“Memastikan stok SPHP ada di pedagang pengecer untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk di Pasar Bulu kita drop beras SPHP untuk 37 kios,” kata Akhmad.

Menurut Akhmad, pihaknya terus memantau pergerakan harga beras dalam upaya mengendalikan dan kebutuhan beras masyarakat terpenuhi.

“Prinsipnya Bulog siap untuk melakukan intervensi pasar, karena stok Bulog saat ini sangat cukup. Harapannya masyarakat tidak perlu membeli dengan berlebihan,” jelasnya.

Sementara itu salah satu pedagang beras di Pasar Bulu, Siti Arya mengaku kenaikan beras sudah terasa sejak tiga hari belakangan.

Sebelumnya, beras masih dijual dengan harga Rp13 ribu per kilogram dan saat ini harganya Rp14 ribu per kilogram.

Menurut Siti, droping yang dilakukan Bulog diharapkan bisa menekan harga beras saat ini.

“Ya mudah-mudahan droping ini bisa seminggu sekali dan masih ada droping. Jadi bisa mengendalikan harga beras yang melonjak. Kasihan masyarakat kecil,” ujar Siti.

Siti menyatakan, selama ini tidak berpengaruh terhadap pembelian karena beras merupakan kebutuhan pokok.

Hanya saja dirinya mengakui, jika ada pembeli yang mengurangi pembelian dari sebelumnya beli lima kilogram dikurangi hanya dua atau tiga kilogram saja. (Bud)

Artikel sebelumnyaPererat Silaturahim, Artugo Gelar Lomba Masak Bareng Wartawan dan YouTuber
Artikel selanjutnyaStok Beras Bulog Jateng Tahan Sampai Awal Tahun Depan